Sabtu, 17 November 2012

Nilai yang Pudar

Ketika semua telah kalah dengan UANG
Masih layak kah manusia disebut makhluk sosial?
Lalu ke mana perginya Sang Penuntun sejati yang bersumber pada hati?
Ke mana larinya hubungan Manusia-Tuhan-Alam Semesta?
Gusti...
ini khilaf kami sebagai khalifah yang KAU percayai
Gusti...
bukakan pintu hidayah dan rahmatMU 
tuk selalu terangi perjalanan kami

Cermin Buram

Kini terlalu banyak cermin untuk kita berkaca demi menemukan citra diri
Namun apa?
Hanya ada refleksi diri, pergantian topeng tanpa akhir!
Mana cermin sejati yang dulu setia memantulkan rangkaian makna-makna hidup?
Perlukah memecahkan cermin buram ini?
Sanggupkah diri membersihkannya?

Jumat, 09 November 2012

KATA PENGANTAR 'BERLAYAR TANPA KOMPAS '



Bismillahirrahmaanirrahiem

PENGANTAR

                Ada yang menyedak dalam dada, ketika penulis buku ini –merry dan cheryn- meminta saya menulis pengantar. Betapa tidak? Buku ini adalah ungkapan ketakberdayaan, ketiadaan harapan, dan keputusasaan. Inilah nasib jiwa-jiwa melankolis imut-imut, lugu, dan lembut, yang harus berhadapan dengan tirani kapitalisme lanjut seperti sekarang ini. Mereka hidup dalam ketegangan eksistesial dan tarik menarik yang terus menerus. Antara kesadaran dan ketidaksadaran. Antara kemampuan dan ketidakmampuan memaknai hidup. Antara keceriaan dan kediaman. Antara kasih dan dendam. Antara serius dan main-main. Tentu saya tidak akan pernah bisa merasakan bagaimana kepiluan hidup demikian ini yang sesungguhnya. Saya hanya penonton yang erklaren. Merembug faktor-faktor eksternal yang sesungguhnya menjadi penentu munculnya gejala-gejala skizofren ini. Dengan kata lain gejala-gejala skizofren ini adalah konstruk dari kapitalisme lanjut sekarang ini. Jadi, kapitalisme lanjut yang impersonal demikian inilah yang bertanggung jawab atas skizofrenia yang diderita anak-anak seperti merry dan cheryn.
Melepaskan kapal jiwa dan hati nurani anak-anak kita ke tengah lautan kapitalisme lanjut ini, tentu saja seperti melepas biduk kecil ke tengah samudra luas dengan deburan gelombang yang mengerikan. Mereka terapung-apung di tengah masyarakat konsumer. Seperti apa yang penulis tuliskan, bahwa mereka seperti berlayar tanpa arah dan tanpa pengarah (kompas). Lautan kapitalisme global disebut juga sebagai lautan masyarakat konsumer[1]. Masyarakat konsumer adalah masyarakat yang hanya bisa melakukan tindakan konsumsi. Masyarakat yang “taat kepada seperti mayat”. Atau masyarakat yang “taat tanpa kayid” kepada kapitalisme. Konsumsi dalam masyarakat konsumer atau kapitalisme global bukan lagi berlandaskan nilai utilitas (manfaat) dan logika kebutuhan (need). Ia sudah bergeser menjadi logika hasrat, atau nafsu. Logika nafsu/ hasrat ini –di tahapan imajiner- masih memiliki obyek. Yakni sasaran untuk memenuhi nafsu/ hasrat tersebut. Namun sekali kita memenuhi permintaan nafsu/ hasrat, maka muncul nafsu-nafsu yang lebih tinggi tingkatannya. Maka keinginan mengonsumsi bukan lagi karena kekurangan alamiyah, melainkan sudah merupakan sebuah lack. Artinya perasaan kekurangan yang tanpa batas dan tak terkendali. Jika sudah demikian, maka tiada obyek yang dapat memenuhi hasrat/ nafsu.
Lack ini kemudian mengendap menjadi bawah sadar. Sementara kesadaran dan logika hanya sibuk menciptakan nilai-nilai yang melegitimasi tindakan konsumsinya. Nilai-nilai konsumer ini bisa diakses dari rasionalitas logika, dan bahkan dari agama dan kitab suci. Lack terus menerus mendesak-desak dan meledak-ledak di bawah sadar. Sementara nalar dan rasionalitas sibuk terus menerus menciptakan nilai utilitasnya. Hiruk pikuk bawah sadar dan kesadaran logis dalam merespon tawaran produk obyek-obyek hasrat ini menimbulkan histeria dan kepanikan. Sementara obyek-obyek hasrat datang terus menerus silih berganti dalam kecepatan sangat tinggi. Tak ada lagi ruang untuk merenung dan memaknai tindakan konsumsi. Bahkan makna dan nilai itu sendiri akhirnya lenyap dalam kehidupan. Inilah masyarakat konsumer yang skizofren, sebagai mana disebut oleh Lacan. Ia adalah seorang filsuf  dari tradisi psikoanalisa.
Dick Hebdige juga menambahkan bahwa sekarang ini terdapat konsumer-skizofren. Mereka terdisintegrasi, split, dan histeris di dalam badai instan dan kesesaatan. Mereka tak berdaya dan tak mampu mencerna dan memaknainya. Mereka terperangkap dalam badai yang mengharuskan mereka mengganti citra baru tentang dirinya secara terus menerus. Mereka hanyut dalam badai chronos, yaitu berganti dari ini-lalu yang ini- lalu yang ini- lalu yang ini. Fitrahnya lenyap karena tak mampu menemukan jalan menuju kairos. Yaitu kehidupan yang tentram, siklus, mistis, dan bermakna.
Peter York menambahi bahwa dalam masyarakat konsumer-skizofren tidak ada penjelasan mengenai apa yang dikatakan, terlalu banyak gaya, terlalu banyak pilihan, terlalu banyak lakon, terlalu banyak tanda, terlalu banyak peran. Sehingga terlalu banyak juga cermin tempat orang berkaca demi menemukan citra cermin dirinya. Namun celakanya ia hanya menemukan refleksi dirinya berupa pergantian tanpa akhir. Apa yang dipantulkan cermin bukan lagi rangkaian makna-makna hidup. Melainkan citra dirinya yang selalu berganti secara terus menerus. Dalam kondisi tertentu, ketika sang skizofren berada di puncak ketakberdayaannya, ia bisa mengalami tak sadar dan atau pingsan. Ia sama sekali menjadi tanpa daya dan tanpa makna. Ia bahkan tak berdaya untuk meninggalkan dirinya sendiri.

Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Milu edan nora tahan
Yen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah kersaning Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada

                Demikian eyang RNg Ranggawarsita. Ketika harus berhadapan dengan jaman masyarakat skizofren ini. Budi pekerti serba direpotkan. Jika ikut histeria masal kita tak akan tahan. Tapi jika tidak ikut-ikutan histeris, tak bisa memenuhi lack (kaliren, perasaan kebutuhan tanpa batas) yang selalu mendesak. Tapi bagaimanapun juga ketetapan Allah SWT tetap berlaku. Bahwa betapapun beruntungnya orang yang lalai, akan lebih beruntung lagi orang-orang yang takwa dan bersandar kepada Ilahi.
Nah, karena itu membaca novel ini menjadi penting. Anda akan “menyaksikan” sendiri sebuah fakta kultural kontemporer. Yakni bagaimana skizofrenia sistemik dari kapitalisme global, meresap menjadi psikopatologi orang per orang dalam masyarakat konsumer kapitalisme global sekarang ini.  Fakta ini bukan untuk didiskriditkan dan dijauhi. Karena itu tidak mungkin. Melainkan untuk disadari, dan sebagai bahan introspeksi dan koreksi diri.

Ya Allah, ya Rosulullah
Kang sipat murah lan asih
Mugi-mugi aparinga
Pitulung ingkang martani
Ing alam awal akhir
Dumununging gesang ulun
Mangkya sampun awredha
Ing wekasan kadi pundi
Mugi-mugi wontena pitulung Tuwan

Sageda sabar santosa
Mati sajroning ngaurip
Kalis ing reh karuhara
Murka angkara sumingkir
Tarlen meleng malat sih
Sanityaseng tyas mematuh
Badharing sapudhendha
Antuk mayar sawetawis
Borong angga sawarga mesi martaya

                Sekar sinom eyang RNg Ranggawarsita melanjutkan agar segera berserah diri kepada Gusti Allah SWT dan Gusti Kangjeng Nabi Muhammad SAW.  Ya Allah, wahai Kangjeng Rosul. Wahai yang memiliki sifat murah dan asih. Berkenanlah memberikan karunia pertolongan. Dalam segenap alam awal-akhir. Di mana hamba harus hidup. Padahal diri ini sudah renta kelelahan. Tak tahu harus bagaimana lagi. Tak tahu harus kemana lagi. Jika bukan kepada pertolongan Paduka.
                Jadikanlah kami orang yang sabar dan sejahtera. Sanggup meninggalkan gegap gempita dan  gemerlap dunia. Terhindar dari hati yang hiruk-pikuk dan kalut. Tersingkir dari angkaramurka. Ijinkan kami hanya mengharap asih Paduka. Dengan berbekal hati yang patuh. Tersingkapnya segala prahara. Berganti kemurahanMu yang tanpa batas. KepadaMu kami pasrahkan segenap jiwa raga.
Dengan membaca buku ini, anda juga akan menyadari betapa pentingnya meluangkan waktu untuk berlatih berserah diri kepada Tuhan YME. Meninggalkan khawatir dan histeria. Berani keluar dari pusaran hiruk pikuk dan eforia jaman. Berani cool-down, berdiam diri, dan nampak seperti tidak produktif. Lalu merenung dan sejenak melegakan hati dari gegap gempitanya jaman. Dengan kata lain, betapa pentingnya sejenak meluangkan waktu untuk uzlah, menyepi, atau i’tikaf. Selamat membaca.

Ki Herman Sinung Janutama
Sapen, Selasa Kliwon, 15 Agustus 2012



[1] Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna, Jalasutra, 2003, hal. 143-152.

Kamis, 08 November 2012

KATA MEREKA

Mereka membaca dan Mereka menilai BERLAYAR TANPA KOMPAS





“Membaca beberapa lembar awal Novel Berlayar tanpa Kompas ini, saya masih bisa tersenyum dan mengatakan bahwa penulisnya adalah orang yang sakit jiwanya. Namun di lembat-lembar akhir, saya jadi berfikir ulang…. Pembacanya pasti juga sedang sakit jiwanya. Dan ketika mengakhiri membaca novel ini, saya seakan ingin cepat-cepat memberitahu anak perempuan saya yang baru berusia 10 hari “Selamat menempuh Bahtera Kehidupan baru di Dunia yang masyarakatnya sedang sakit ini nak…, jadikan buku ini sebagai petunjuk awal mencari kompas dalam pelayaranmu, ingatlah nak… meski sudah kau dapatkan Kompas itu, kadang angin tak selalu berpihak pada kita. namun kau harus tetap istiqomah”

Atau yang lebih simple :

Ditulis oleh jiwa yang sakit untuk masyarakat sakit jiwa yang suka menjual papan penunjuk arah dibalik punggungnya.”(Je Elysanto, Pencipta Lagu-lagu Genk Kobra)

“Sebuah kisah yang menarik tentang pencarian makna kehidupan di tengah arus budaya modern yang serba membingungkan ini. Bisa menjadi cermin dan pembelajaran yang berguna bagi siapapun yang membacanya”
(Mohammad Zazuli, Penulis Best Seller “Syekh Siti Jenar-Mengungkap Misteri dan Rahasia Kehidupan)

“Pengekangan selalu membutuhkan energi. Pengekangan terhadap masa lalu yang dirasa kelam tak ubahnya menutupi ‘borok’ luka.
Sesaat luka tidak terlihat tapi dalam jangka panjang kita hanya membuatnya semakin bernanah.

Penulis melakukan salah satu langkah pembebasan diri yang luar biasa dari pengekangan batin melalui kejujurannya mengungkapkan kisah hidupnya dalam buku ini. Bukan pekerjaan yang mudah, tapi begitu keberanian terkumpul, apa yang tadinya dianggap aib diri berubah menjadi makna mendalam yang dapat dibagikan untuk memperkaya kehidupan sesama.

Dan pada akhirnya keberanian membuka penutup luka itulah yang akan membawa setiap orang pada penyembuhan diri yang sesungguhnya. Membaca buku ini saya merasa melihat keberanian melenggang dalam alur yang indah.”

(Wahyu Bramastyo, Konselor , Penulis “ Depresi No Way” & “ Biarkan Hujan Menyembuhkanmu”)


“Keseluruhan alur cerita dikemas secara lugas. Ada beberapa bahasa yg kurang dapat dimengerti karena perbedaan faktor budaya. Tapi itu bukan alasan buat ga nikmatin isi cerita. “
(Rumaisya Maharani Ismail, 22th, Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang)

“Wow! Cerita mainstream yg jarang diangkat menjadi cerita dalam novel. Kendala dalam membaca hanyalah bahasa daerah yg diselipkan ke dalam naskah. Emosi cukup termainkan. Bagus!”(Muhammad Jusuf, 22th, Mahasiswa IT  Universitas Bina Nusantara, Jakarta)

“Buku yang luar biasa, masing-masing kisah mengandung muatan perasaannya yang kuat, penggunaan sajak puisi maupun lagu disini semakin memperkuat emosi yang ingin dimunculkan, disisi lain saat mengikuti alur kisah-kisah yang bercerita disini, pikiran kita dijernihkan, sudut pandang kita diajak berkeliling kesisi yang sebelumnya mungkin belum pernah kita datangi dalam memandang suatu hal. Jika anda ingin mengenal suatu langkah yang akan membawa anda pada suatu transformasi, maka buku ini akan menjadi pilihan yang tepat.”
(Leonar Yogi,  Owner  Sekolah Kehidupan , Therapist & Divination Master)

“ Damn! Adalah kata pertama yang muncul di kepala saat selesai membaca tulisan ini. Saya merasa tertampar! Saya tergurui secara psikologis!”
(Patricia Julensky, Mahasiswi Fakultas Psikologi UNISSULA-Semarang)
“Membaca Berlayar Tanpa Kompas adalah kerelaan kita menceburkan diri di laut yang niscaya, kita akan benar-benar tidak bisa bertanya kita akan dibawa kemana.”(Arif Fitra Kurniawan, Penyair dan Penulis dari Komunitas Sastra Semarang ‘Lacikata’ )

BERLAYAR TANPA KOMPAS (lanjutan)



Malam Melepas Bayu
24 Mei 2011 jam 20:18
Bayu...
Malam ini aku katakan, "aku relakan kau pergi"
Ku titipkan rindu pada desir angin yang menemani malam-malamku hari ini dan sebelumnya
Ku ingin amnesia atas kenangan kita
Di mana hanya ada kau, aku, dan penantian tuk bersama

Kini kau telah mengukir (ingkar) kisah terindah dalam hidupmu di atas janji yang kau ucap atas nama Sang Maha Pencipta keindahan
Dan membiarkan tiap lembar kitab petunjuk kehidupan bersaksi
ya...
hanya menjadi saksi saja
tanpa bicara sepatah kata pun

Bayu...
1500 hari jadi kematianku
Bahkan lebih dari apa yang terhitung olehku
di mana aku terkubur bersama air mataku

Bayu...
jika ada yang bertanya tentang cintaku
katakanlah, "cintaku telah habis untukmu!"

Malam ini aku melepasmu pergi bersama kisahmu yang baru bersamanya
dan aku akan tetap berjalan pada hamparan padang pasir yang panas
hingga ku temukan mata air di sana
membuka harapan baru dengan mantra
merajutnya dengan do'a pada Sang Maha Keindahan
"ALLAH, BERILAH AKU HATI YANG BARU AGAR AKU TERLEPAS DARI KEMATIAN DALAM HIDUPKU"


AKU DAN RENGGA

Jalanku kembali gelap setelah aku berkenalan dengan seseorang yang tidak mengerti akan isak tangisku. Dirinya hanya memanjakan dan mementingkan hawa nafsunya saja tanpa berfikir apa yang akan terjadi pada diriku nantinya.
Malam itu aku mendatangi seorang lelaki yang aku kenal melalui Facebook. Arengga namanya. Rengga panggilannya. Aku mendatangi dengan niat silaturahmi saja dan tak sedikit pun berfikiran buruk padanya meski aku sudah mengetahui sedikit kisah masa lalunya. Namun apa yang terjadi, saat mengantarkan aku pulang ke rumah, Mas Rengga tidak langsung menuju ke rumahku. Di jalanan yang gelap itu aku hanya bisa merintih bathin dan akhirnya kami sampai di sebuah motel di daerah terpencil. Di dalam kamar motel aku menangis, memohon-mohon padanya untuk tak melakukan hal buruk padaku.  
“Mas, aku mohon…meski pun kita memiliki masa lalu yang sama dan  kita sudah sama-sama tahu tentang masa lalu kita, bukan berarti kita harus melakukannya”
Mas Rengga tidak menanggapiku , “aku kan sudah pernah bilang, semua pacar-pacarku pasti pernah tidur denganku…kalau kamu tidak suka, silahkan kamu pulang sendiri.”
Mas Rengga terus berusaha berkata-kata hingga membuatku tak mampu berkutik sedikit pun. Hingga dengan keterpaksaan aku melayaninya.
“aku suka denganmu yang seperti ini, tidak munafik.” kata Mas Rengga.
Namun aku berusaha menghadapi hari-hariku seolah tak pernah terjadi apapun jua antara aku dan dia hingga tiba keberangkatanku ke kota Debus. Alangkah terkejutnya aku, sore itu dia hadir seolah ingin mengantarkanku dan aku menaruh harap padanya.
Di perjalananku ke kota Debus, aku bertanya kenapa cobaan ini menghantui langkah yang telah aku susun kembali, dan apa yang harus aku lakukan. Hah lagi, lagi aku kembali pada niat awalku sebelum aku bertemu dengannya. Aku hanya ingin berhubungan baik dan insyaallah menikah dengan dia.
Woooow ternyata menjadi orang baik itu berat, butuh hati yang lapang…
Ya Allah, meski malam itu sudah menjadi pergumulan antara aku dan dia, namun dia masih tak menganggapku sebagai kekasihnya…sebegitu rendah kah aku?
Bahkan aku harus mengorbankan hatiku tuk melihat dia memasang foto wanita lain di Facebooknya… ’

-Mas Rengga, andai kamu tahu betapa berat ini aku rasakan…karena bukan apa-apa, semua jalan sudah buntu…pikiranku buntu, perasaanku pun sama…Aku tahu aku punya masa lalu yang kelam, dan aku sudah menceritakan padamu apa adanya aku karena aku hanya ingin kamu mendengar dariku langsung…namun ternyata aku salah…
Mas Rengga, ini salahku…ini bukan lagi cinta tulus seperti inginmu…ini cinta yang ternoda oleh hawa nafsu diri kita…
Kamu dan aku sama…kita terjebak di dunia bebas yang sembrono…manusia modern yang keblinger…
Mas Rengga, aku hanya ingin tenang…aku tak ingin jadi sarang penyakit dan sumber kenistaan bagi orang tuaku juga bagi orang lain, termasuk Mas Rengga dan keluarga Mas Rengga
Dan aku bukan orang yang sabar dalam hal ini…karena ini menyangkut kehidupan orang banyak…
Suatu hari Mas Rengga akan mengerti dan memahaminya…semoga pintu hidayahNYA akan terbuka dan terangi qolbu Mas Rengga…amin

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” [Q.S. Al-Qashash:56].

Qs. Al-Baqarah : 216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”

Sebenarnya….
“Aku hanya butuh sedikit pelukan hangat dan kecupan di kening untuk membuatku nyaman…No more!!!”
Hari-hari kulalui bersama Mas Rengga dengan delusi yang semakin kuat…ketakutan-ketakutanku pada Allah semakin memperkuat delusiku…Aku resah pada diriku yang tak mampu mengkontrol diri sendiri, aku takut pada diriku…Tapi akhirnya secercah harapan melambung dalam otakku…membuatku berani menghadapi kenyataan hidupku yang penuh kekurangan…
Hingga… “Mas, aku ingin kita menikah segera. Ijinkan aku bicara dengan orang tuamu tentang apa yang terjadi antara kita. Aku tidak kuat jika harus terus-menerus seperti ini. Sementara kamu punya track record sebagai orang yang mudah saja melupakan perbuatanmu. Dan selalu tak ingin disalahkan! Apa kamu pikir, perbuatanmu tidak menyakiti? Gampangnya meniduri wanita dengan cara kamu jadikan pasanganmu lalu dengan alasan tidak cocok kamu tinggalkan mereka?”
Aku mencoba memberanikan diriku tuk bicara pada kedua orang tua Mas Rengga, aku katakan, “Maaf Ibu, Bapak, saya ingin menikah segera karena hubunga saya dengan Mas Rengga sudah terlanjur jauh…saya tidak ingin terus-menerus berbuat zina…namun jika saya tidak dinikahkan, saya tak mengapa…asalkan saya putus dengan Mas Rengga”

Wong lanang ilang kaprawirane
Wong lanang linggih plangki
Akeh wong lanang ora duwe bojo
Wong wadon nglamar wong lanang

Kelak di masa depan pada jaman terbalik maka kaum pria akan kehilangan jiwa ksatrianya. Tidak seperti di jaman kuno tatkala kaum wanita naik tandu sedangkan kaum prianya naik kuda, maka di jaman terbalik tersebut kaum prianya justru menaiki tandu atau menggunakan sopir pribadi untuk bepergian ke mana-mana. Kaum pria yang telah tidak lagi berjiwa ksatria itu tidak berani beristri karena takut untuk melamar dan menikah dengan berbagai alasan: ekonomi, patah hati, tidak sederajat, tidak berani bertanggung jawab atas perbuatan sendiri, dan sebagainya. Kelak di masa depan malahan kaum wanita tidak malu-malu lagi mendahului menyatakan cintanya kepada pria idaman hatinya.

Kakung putri ing reh pala krami
Sumawana kang samya jajaka
Lamun tembe pikramane
Aywa tinalyang wuwus
Wasitane mengku pawestri
Ywa dumeh yen wong priya
Misesa andaku
Mring darbeking wanodya
Palakrama nalar lan kukum kang dadi
Yen tininggal temah nista
Putera maupun puteri yang telah mencapai tingkat umur dewasa, hendaklah menikah atas dasar pertimbangan nalar dan atas dasar kesadaran hukum atau peraturan yang berlaku. Jika ia menikah tidak atas dasar demikian, niscaya akan hidup dalam kenistaan.
(Serat Warayagnya dan Darmalaksita)
Akhirnya orang tua Mas Rengga pun mempertimbangkan pendapatku dan kami  akan menikah…
Namun sayang,  dalam proses pernikahan, hubungan Cheryn dengan Mas Rangga penuh dengan intrik…masalah demi masalah hadir dan membuat kami semakin menjauh…Cheryn menahan sakit dan  menjadi over sensitive, juga mudah tersinggung dan marah…Sementara Mas Rengga, tak pernah mau tahu dan cuek terhadap Cheryn…sikap Mas Rengga yang cenderung dingin ini, membuat aku berfikir bahwa ia tidak benar-benar mencintaiku dan hanya terpaksa melanjutkan hubungan…
                Dalam do’a Cheryn : “Ya Allah berilah kemudahan dalam hubunganku dengan Mas Rengga, dekatkanlah kami…ikatlah hati kami dengan tali kasih sayangMU…Ya Allah, seandainya memang kami harus berpisah,  pisahkanlah kami dengan jalan yang terbaik, jalan yang tiada menyakiti hati kami”
  
AKU DAN ROBB

Ya Robb, aku ingin keluar dari lembah ini…di sini gelap dan hanya aku seorang diri…
Lepaskan aku Ya Robb dari nestapa ini…jiwa ini lelah berjalan pada jalan yang salah selama belasan tahun…
Ini salahku, salahku yang tak pernah mengerti atas pengajaranMU…aku tak ubahnya seperti keledai…bahkan aku keledai bodoh!
Sudah tahu jalan berlubang, masih saja aku lewati…berkali-kali…Ya Allahhhhhhhhhh
Aku ingin MEMUTUS jalan ini, aku hanya ingin jadi hambaMU yang berada di jalan kebenaranMU…tuntunlah aku tuk kembali ke jalanMU ya Allah...

Tentang perzinaan di dalam Al-Quran disebutkan di dalam ayat-ayat berikut; Al Israa' 17:32, Al A'raaf 7:33, An Nuur 24:26. Dalam hukum Islam, zina akan dikenakan hukum rajam.
Hukumnya menurut agama Islam untuk para penzina adalah sebagai berikut:
Jika pelakunya muhshan, mukallaf (sudah baligh dan berakal), suka rela (tidak dipaksa, tidak diperkosa), maka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam, berdasarkan perbuatan Ali bin Abi Thalib atau cukup dirajam, tanpa didera dan ini lebih baik, sebagaimana dilakukan oleh Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Umar bin Khatthab.
Jika pelakunya belum menikah, maka dia didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan selama setahun
Al A’raaf  33 “ Tuhan hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan dzalim tanpa alasan yang benar dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan DIA tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui”

Al Israa 32 “ Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu jalan yang buruk”

An Nuur 26 “ Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).


TIGA

 Ke Kota Debus

Hukuman rajam pada kehidupan nyata adalah lemparan batu sebagai peringatan…hal itu bisa dalam wujud diberi kesusahan yang terus menerus, kegelisahan hati…derita-nestapa yang tak berujung hingga pelaku menyadari akan perbuatannya dan “berfikir”…Hukuman pengasingan di sini, Cheryn harus mengasingkan diri ke kota Debus , bekerja sebagai kuli tinta…

KOMPLEK KULI TINTA
REREONGAN, sebuah ruangan kecil di belakang kantor Dewan adalah tempat Kuli Tinta berkumpul pagi hingga siang hari sebelum masing-masing menulis beritanya di sebuah tempat nongkrong dengan fasilitas hot spot sekitar alun-alun..kawasan ini aku beri nama KOMPLEK KULI TINTA 
Desember 2010
THERE IS  A GOD...

berkata seorang kakak kepada adiknya ..

"tak perlu jauh-jauh jika kau ingin belajar agama,...aku akan membantumu!" tukas sang kakak
"ah...tidak, karena kau hanya senang dengan siluet wanita montok saja" sahut si adik dengan polos

cobalah kau rubah pola pikirmu...
wanita itu indah...DAN LEBIH DARI ITU...
pahamilah setiap bagian tubuhnya...dan setiap lekuk yang ada...
hal itu bisa membawamu mengerti dan percaya bahwa TUHAN itu ADA...there is  A GOD...

mengapa hidung diletakan dengan posisi lubang menghadap ke bawah???,tanya si kakak lagi...
kenapa, untuk apa,kak?,tanya balik si adik..

dengarkan aku...

bayangkan lah jika hidungmu diletakkan dalam posisi terbalik...maka kau akan susah payah jika hujan datang!

pikirkan juga mengapa rambutmu bisa panjang melebihi bulu-bulu lain yang ada...

SEMUA PENUH KETERATURAN

SIAPA YANG BISA MENGATUR ITU SEMUA JIKA BUKAN TUHAN? 
INDAH BUKAN???

Cheryn saat itu seperti menemukan sebuah jawaban tentang Tuhan tapi ia tak menemukan jawaban tentang agama. "aku mencari tahu, bagaimana cara beragama yang baik, cara mendekatkan diri pada Tuhan karena selama ini yang aku tahu semua orang beragama tapi mengapa bukan ketenangan yang terjadi, melainkan ketegangan-ketegangan yang mengatasnamakan agama yang terjadi? Bukankah Tuhan itu hanya satu?"


HIDUP ITU UNTUK BERSUSAH PAYAH
Oktober 2010
Judule KERJA di TV

jebul-jebul isi critane rada abot, angel sisan...Maklum, awakku uripe kecukupan...Kabeh serba ada...Dan segala sesuatu selalu disiapkan Mami & Papiku tercinta...
1.Prepare ke kota Debus
2.BerADAPTASI dengan tempat yg baru dgn bahasa yg asing (SUNDA geto loh)
3.Profesi baru yg sama sekali aku gak tau ilmunya
4.Belajar MANDIRI (umbah-umbah dhewe, resik-resik omah dhewe, nek loro tuku obat dhewe)
5.NGATUR DHUWIT dhewe
6.NGGOLEK PETURONAN
7.PASEDULURAN, KEKANCAN
8.de el el

MAKJEGAGIG...

Ngene iki jenenge urip tenan... "HIDUP ITU UNTUK BERSUSAH PAYAH"...Isine berusaha terus sa'ben dina...Sinau, sinau, lan sinau...Nimba ilmu...Ilmu dari Yang Maha Hidup...Ngupaya urip , piye carane ben urip terus nanging lewat cara sing nggenah...Segala sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan manusia kepada TUHAN setelah lahir dan mengenal dunia...

GEBRAKKAN PAGI HARI
September 2010

owhhhhhhhhh...kepalaku seperti tersambar sesuatu...dan sakit sekali

tiba-tiba kemarin pagi, selepas aku menyapu, mengepel dan mencuci bajuku di kontrakkanku,rumah tipe 45 dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, otakku membuka file film percakapan antara aku dan Mayor Angkatan Laut itu...
Film yang tersusun dalam file itu mulai terputar...satu per satu ku cermati lagi hingga selesai...perjalananku menuju ke Kota Debus dan faktor-faktor pendukungnya...hahhhhhhhhhhhhhhhhhh...

tak terasa air mataku mengalir...dan kesedihan akibat penyesalan selimutiku...bagaimana tidak, aku berkata pada Mayor yang juga Tanteku itu, " aku jenuh dengan masalah-masalah yang terjadi di rumah...belum lagi dengan keluhan-keluhan Papi...sakit inilah sakit itulah...uang minimlah...ada saja yang jadi keluhan beliau...sedang beliau tidak mengerti, bagaimana aku terus memotivasi diriku untuk membahagiakannya meskipun penuh dengan tekanan-tekanan yang ada...meski aku sakit parah, aku tetap ingin bahagiakan ortuku, tante!"

Airmataku semakin deras...semakin erat rasa bersalahku...Aku lupa bahwa ORTUku sudah tidak muda lagi, terlebih Papi yang (mungkin) mengalami Posh Power Syndrome karena baru saja pensiun dari pekerjaannya...

Ya Allah , ampuni diriku, maafkan diriku , rahmatilah aku...
Aku menghitung kesalahan ortuku karena rasa kesal akibat tidak pernah mendapat yang sesuai keinginanku tapi aku lupa menghitung :
- berapa uang susuku
- berapa uang pendidikanku
dan
- berapa uang jaminan kesehatan lahir bathinku

" JANGAN MENGHITUNG KEBURUKAN TAPI HITUNGLAH BERAPA KENIKMATAN YANG TELAH TUHAN LIMPAHKAN PADA DIRI KITA MELALUI TANGAN KEDUA ORANG TUA KITA"


BERLAYAR TANPA KOMPAS




SINOPSIS
Tekanan bathin yang dialami Cheryn sejak usianya 13tahun, menyeret Cheryn ke pergaulan bebas. Cheryn yang tidak menyadari bahwa jalan yang dia pilih akan membawa malapetaka dalam kehidupannya. Depresi kronis menggiring dia ke arah skizofrenia, ini salah satunya. Semasa hidupnya Cheryn harus mempertahankan ‘kesadaran’nya. Belum lagi masalah rumah tangganya bersama Rengga. Bagaimanakah Cheryn mempertahankan hidupnya? Apakah Ia masih sanggup tersenyum menjalani hari-harinya? Obat apakah yang membantunya bertahan?
SATU 
I
MENAHAN SAKIT
Beberapa waktu yang lalu diriku ini sudah hampir mati. Rambut dan kuku yang sudah tidak bisa panjang. Ah..
Aku mengerti apa yang jadi keinginan kedua orang tuaku namun aku tidak menjalankannya dengan baik. Justru aku terus-terusan meminta orang tuaku mengikuti keinginanku.
Hingga suatu hari ada yang berbisik padaku,
“ waktumu tuk bahagiakan orang-orang yang kau sayangi dan menyayangimu tidak lama.Aku akan menjemputmu”
Tak hanya itu, aku pun mimpi dijemput.
Sehingga aku berjanji dalam munajatku, “Ya Allah, ambillah nyawaku, namun beri aku kesempatan membahagiakan kedua orang tuaku. Setidaknya hingga aku lulus kuliah dan wisuda”
Allah memang MAHA PENGASIH, MAHA PENYAYANG dan MAHA PENGAMPUN. Dalam keadaan sakit aku berusaha keras meraih impianku…meski aku harus menelan tiga jenis obat dalam sehari dan check darah seminggu sekali.
Aku juga sangat berterimakasih pada mereka yang selalu berada di belakangku. Belum pernah ada sebuah komunitas seperti komunitas yang kalian bangun. GENK KOBRA. Allah mempertemukanku dengan kalian adalah rezeki yang LUAR BIASA bagiku. Semoga kekeluargaan ini kan tetap terjaga.
Sudah lama aku tidak menitikkan air mata kerinduan. Tapi pagi ini air mata mengalir dalam kedalaman jiwa. Di sisi ruang kosong nan hampa, aku merindukan kebersamaan dengan kekasih. Menyatu seperti dulu.

Kekasih, aku mengerti, dirimu tak pernah meninggalkanku. Hanya aku saja yang selalu datang dan pergi sesuka hati. Kekasih, pagi ini aku mengingatmu karena aku menyadari, cinta tak pernah lupa. Kekasih, ijinkan aku menyandarkan raga dan jiwaku padaMU. Aku telah lelah. Saatnya aku menyerah pada sabdaMU.
Semakin hari, aku semakin tidak kuat melihat wajah orang tuaku. Sementara aku saat ini sedang berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan sakitku yang terkadang muncul tiba-tiba.
Aku merasa aku harus bekerja tapi aku tidak bisa ikut orang lain. Bagaimana mungkin aku ikut orang lain dan harus ikut aturan mereka kalau kondisiku seperti ini? Sehari bisa menguasai diri, sehari down. Membuat aku harus extra energi untuk melawannya.
Belum lagi kalau down, kepalaku sakit sekali.  Ya Allah , aku benar-benar harus menyendiri dulu saat ini. Biarlah sebagian orang melihat aku tak bersemangat karena mereka tak pernah menjalani hidup menjadi aku.
Aku yang dimintai kesehatanku olehNYA. Diganti dengan rasa sakit yang begitu luar biasa hebat. Sakit lahir dan bathinku. Dan yang aku tahu, selalu ada perjuangan hidup di dalam kehidupan seseorang.


MENAHAN RINDU

Hal terindah yang tak pernah terlupa  adalah kehangatan dalam kebersamaan di masa kecilku. Masa di mana tak pernah ada kekhawatiran tentang PEREKONOMIAN. Padahal aku tahu betul, saat itu keluargaku bukan keluarga yang berlebih. Kami hidup hanya ditopang oleh gaji Papiku sebagai anggota TNI dan hasil dari warung sembako. Tapi entahlah, kami tak pernah risau akan masalah keuangan. Hal ini jadi berbeda setelah karir Papiku menanjak. Kami hidup bak Raja, yang semua-semua serba dilayani. Bahkan setiap hari selalu ada supir yang disediakan untuk antar jemput sekolahku dan mengantarku ke mana aku mau…tapi jujur, aku merasa terpenjara. Hingga kadang aku curi-curi pergi sendiri atau bolos sekolah dan bermain bersama teman-teman karena aku merasa kesepian.
Karir Papiku membuat keluarga kami sulit bersama, hanya tuk sekedar makan satu meja. Semua hidup sendiri-sendiri. Dan hal itu terbawa sampai Papiku pensiun. Terkadang aku meminta perhatian dengan ‘memaksa’ Papiku tuk mengantarku kuliah. Tak peduli apa kata temanku karena aku hanya ingin keutuhan keluargaku.
aku ingin hidup rukun...karena sejak kecil aku dan kakakku satu-satuunya mirip kucing dan anjing yang berada di arena fighting...aku yang selalu ingin dekat dengan kakakku namun kakakku merasa terganggu dengan keinginanku bahkan sempat beberapa kali kakakku melakukan kekerasan fisik terhadapku, saat itu aku masih duduk dibangku sekolah dasar dan kekerasan yang membuatku sempat tak ingin memiliki kakak karena begitu menyakitiku terjadi saat usiaku 13 tahun,aku dipukul keras hingga tengeng,juga kata-kata kasar yang menghujam jantungku ...dan keadaan itu membuatku menjadi orang yang lebih senang sendirian...bicara seperlunya saja atau kalau ada perlu saja,aku memberi jarak yang jauh pada keluargaku...sempat terbesit dalam benakku,apakah kekerasan ini ada karena didikan keras, kasar ala militer yang sering diterapkan ke dua orang tuaku?atau memang aku dan kakakku yang tidak memiliki filter high quality...ya, aku rindu yang pasti aku rindu hidup damai dalam kebersamaan...
 
Surya tenggelam...
Ditelan kabut kelam
Senja nan muram...
Di hati remuk redam
Jalan berliku dalam kehidupan
Dua remaja kehilangan
Penawar rindu kasih pujaan
Menempuh cobaan
Malam mencekam...
Rembulan sendu rawan
Anak perawan...
Menanggung rindu dendam
(Kala Sang Surya Tenggelam-Chrisye)
DUA

I
AKU DAN PAPI

Juli 2011

Pagi ini berbeda dengan pagi yang biasanya…aku hanya berdua bersama Papiku, sementara Mami dan Ricko pergi wisata bersama tetangga ke Owa Obong.  Seusai masak nasi goreng, aku langsung melahapnya sambil mendengar Papi yang berkeluh kesah tentang perasaannya.
“kenapa sudah tua begini tidak ada yang peduli, dulu saja waktu masih jaya, semua mendekat. Sekarang sudah tua, tak punya apa-apa, bertanya kabar pun enggan”
Hmmmh jadi ingat lagu Eling-Genk Kobra “banyak harta banyak temannya , banyak hutang lari semua”
Aku sedih mendengar beliau bicara seperti itu. Kali ini aku mencoba memahaminya dengan hati. Ya…
Memang Pria yang dulu bertubuh gagah dan sempat dijuluki MACAN TIDAR itu kini semakin renta, usianya semakin senja, dan Ia tampak kesepian.
Aku menyadari betul, memang Papiku orang yang berlebihan dalam segala hal. Khawatiran, over protected. Ya begitulah cara Papi menunjukkan rasa cinta dan tanggung jawabnya kepada keluarganya. Tapi beliau orang yang tabah menghadapi kenyataan hidupnya.
Ah…Tuhan, semakin aku tak ingin meninggalkan rumah ini , meski ada tawaran kerja yang menarik nun jauh di mato.
Mungkin ini memang keadilanMU, akulah yang harus menjaga dan merawat ke dua orang tuaku setelah kemarin aku menghabiskan banyak waktu hanya tuk bersenang-senang dengan teman sepermainanku.

ANAK dan ORANG TUA
Januari 2010

Orang tua selalu ingin membahagiakan buah hatinya
Apapun dilakukan, diusahakan tuk penuhi kebutuhan buah cinta mereka

Siang, Malam mereka bekerja dan berdoa
Dan untuk siapa mereka berbuat itu kalau bukan untuk anaknya ?

Tapi lihat apa yang kebanyakkan terjadi dewasa ini?
Lihat ketika anak-anak mereka tumbuh menjadi besar
Duduk satu meja makan pun sulit
Anak yang ketika bayi ditimangnya, dihiburnya penuh suka cita menjadi boomerang bagi mereka
Bukankah anak hanya bagian kecil dari Orang Tua?
Lalu, bagaimana seharusnya yang terjadi?
Anak lebih mengerti Orang Tua atau Orang Tua yang mengerti pada anaknya
Bapak mangan, kulo dhahar atau Bapak dhahar, kulo mangan?
Atau Bapak sare kulo siram?
Sedang sebenarnya tanpa diminta mengerti, Orang Tua sudah sangat mengerti

ataukah memang terkadang orang tua kini terlalu memaksakan kehendaknya, ingin menjadikan anak-anak mereka seperti yang ada dalam mereka?lalu di mana kemerdekaan dan rasa saling menghormati hak asasi antara orang tua dan anak?di mana hakikat "ANAKKU BUKANLAH ANAKKU?" bersembunyi?
Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.
   
Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.
  
Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.
  
Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.
  
Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.
  
Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
  
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.
  
Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.

ya, aku sangat menyukai puisi Khalil Gibran ini...dalam hidupku sebagai anak, aku terjebak dengan rasa menghormati dan berbhakti kepada orang tuaku...aku tak pernah bisa menjadi diriku sendiri karena ke dua orang tuaku terlalu sayang padaku, terlalu mengkhawatirkan aku...sehingga setiap targetku selalu tak pernah tercapai hanya karena orang tuaku tak mengizinkan dengan alasan keselamatan diriku...semasa hidup, aku hanya harus belajar yang menurut orang tuaku baik...aku tak punya kesempatan untuk mengasah kemampuanku karena aku bisa merasakan setiap kali orang tuaku memberi izin selalu tak sepenuhnya...ingin kuliah di Kedokteran, dipatahkan dengan alasan diriku memiliki sifat pembosan...tanpa mereka mengerti bahwa ketika aku melakukan sesuatu yang aku sukai, aku tak pernah bosan...ingin kuliah di ISI Jogja, dipatahkan dengan alasan aku anak perempuan, tidak boleh jauh dari orang tua...bahkan pernah sewaktu SMP aku ingin pindah sekolah ke Pesantren, dipatahkan dengan alasan yang sangat remeh, "jangan nanti kamu seperti sepupumu, sekolah di Pesantren makanannya kurang bersih dan terkena sakit tipes"..aku hidup tanpa arah...atau memang Tuhan sedang mengajariku mengerti maksud hati orang tuaku yang kolot dan selalu ingin dekat dengan salah satu buah hatinya...atau memang tugasku menemani dan menjaga serta merawat ke dua orang tuaku yang kini mulai renta...tapi aku meyakini, Tuhan memberi yang aku butuhkan dan rencana Tuhan lebih indah karena Tuhan lebih mengetahui apa yang tidak ketahui...bagiku pandanganNYA itu lebih baik dari pandanganku...


AKU DAN BAYU

Bayu, sebuah nama yang tak pernah berhenti membayangi langkahku, hantui pikiranku.
Mengenalmu sejak kau berusia 17 tahun, tepatnya 8 tahun silam. Sejak pertama melihatmu di rumah Sigit, aku merasa kau berbeda. Bagiku kau sangat indah, sehingga hal itu membuatku begitu mencintaimu. Kau tahu, tak mudah merebut hatimu. Butuh waktu yang cukup lama.
Setelah menjalani proses penantian yang cukup lama, akhirnya kaupun menghampiriku. Hampir tak percaya, kau mengajakku pergi ke studio 21, dan di dalam KOSTI kau ungkapkan perasaanmu padaku. Saat itu keringat dingin segedhe jagung mulai bermunculan di pori-pori kulitku. Bingung mau jawab apa.
September 2002, malam hari. Akupun memutuskan menjawab, “aku nggak bisa…ngga bisa kalo ngga terima kamu”.
Hubungan yang dilandasi komitmen tuk saling terbuka dalam hal apapun. Anehnya , sudah beberapa waktu berlalu tapi aku masih belum percaya kalo cowok item manis, yang tinggal di bernama Bayu, menyukaiku cewek gendut, minderan, comot (pake kacamata), dan ngga gaul.
Aku yang ketiban duren ato Bayu yang kena sakit mata?
Ada hal menarik dalam hubunganku dan Bayu. Meskipun kami sering ketemu, telepon dan smsan, kami juga selalu menulis keluh kesah kami di diary. Terutama hal-hal privacy. Maklumlah kami lebih sering jalan bebarengan dengan teman-teman dari perumahan Bayu. Selain itu Bayu termasuk anak mama. Hal itu juga menjadi salah satu faktor aku menyukai Bayu. ANAK MAMA. Tapi anak mama bukan berarti manja. Bayu sangat patuh pada ke dua orang tuanya meskipun tak luput dari inggah inggih ra kepanggih. Ya kalo aku sih mencoba mengerti darah muda.

Malam Melepas Bayu
24 Mei 2011 jam 20:18
Bayu...
Malam ini aku katakan, "aku relakan kau pergi"
Ku titipkan rindu pada desir angin yang menemani malam-malamku hari ini dan sebelumnya
Ku ingin amnesia atas kenangan kita
Di mana hanya ada kau, aku, dan penantian tuk bersama

Kini kau telah mengukir (ingkar) kisah terindah dalam hidupmu di atas janji yang kau ucap atas nama Sang Maha Pencipta keindahan
Dan membiarkan tiap lembar kitab petunjuk kehidupan bersaksi
ya...
hanya menjadi saksi saja
tanpa bicara sepatah kata pun

Bayu...
1500 hari jadi kematianku
Bahkan lebih dari apa yang terhitung olehku
di mana aku terkubur bersama air mataku

Bayu...
jika ada yang bertanya tentang cintaku
katakanlah, "cintaku telah habis untukmu!"

Malam ini aku melepasmu pergi bersama kisahmu yang baru bersamanya
dan aku akan tetap berjalan pada hamparan padang pasir yang panas
hingga ku temukan mata air di sana
membuka harapan baru dengan mantra
merajutnya dengan do'a pada Sang Maha Keindahan
"ALLAH, BERILAH AKU HATI YANG BARU AGAR AKU TERLEPAS DARI KEMATIAN DALAM HIDUPKU"


AKU DAN RENGGA

Jalanku kembali gelap setelah aku berkenalan dengan seseorang yang tidak mengerti akan isak tangisku. Dirinya hanya memanjakan dan mementingkan hawa nafsunya saja tanpa berfikir apa yang akan terjadi pada diriku nantinya.
Malam itu aku mendatangi seorang lelaki yang aku kenal melalui Facebook. Arengga namanya. Rengga panggilannya. Aku mendatangi dengan niat silaturahmi saja dan tak sedikit pun berfikiran buruk padanya meski aku sudah mengetahui sedikit kisah masa lalunya. Namun apa yang terjadi, saat mengantarkan aku pulang ke rumah, Mas Rengga tidak langsung menuju ke rumahku. Di jalanan yang gelap itu aku hanya bisa merintih bathin dan akhirnya kami sampai di sebuah motel di daerah terpencil. Di dalam kamar motel aku menangis, memohon-mohon padanya untuk tak melakukan hal buruk padaku.
“Mas, aku mohon…meski pun kita memiliki masa lalu yang sama dan  kita sudah sama-sama tahu tentang masa lalu kita, bukan berarti kita harus melakukannya”
Mas Rengga tidak menanggapiku , “aku kan sudah pernah bilang, semua pacar-pacarku pasti pernah tidur denganku…kalau kamu tidak suka, silahkan kamu pulang sendiri.”
Mas Rengga terus berusaha berkata-kata hingga membuatku tak mampu berkutik sedikit pun. Hingga dengan keterpaksaan aku melayaninya.
“aku suka denganmu yang seperti ini, tidak munafik.” kata Mas Rengga.
Namun aku berusaha menghadapi hari-hariku seolah tak pernah terjadi apapun jua antara aku dan dia hingga tiba keberangkatanku ke kota Debus. Alangkah terkejutnya aku, sore itu dia hadir seolah ingin mengantarkanku dan aku menaruh harap padanya.
Di perjalananku ke kota Debus, aku bertanya kenapa cobaan ini menghantui langkah yang telah aku susun kembali, dan apa yang harus aku lakukan. Hah lagi, lagi aku kembali pada niat awalku sebelum aku bertemu dengannya. Aku hanya ingin berhubungan baik dan insyaallah menikah dengan dia.
Woooow ternyata menjadi orang baik itu berat, butuh hati yang lapang…
Ya Allah, meski malam itu sudah menjadi pergumulan antara aku dan dia, namun dia masih tak menganggapku sebagai kekasihnya…sebegitu rendah kah aku?
Bahkan aku harus mengorbankan hatiku tuk melihat dia memasang foto wanita lain di Facebooknya… ’

-Mas Rengga, andai kamu tahu betapa berat ini aku rasakan…karena bukan apa-apa, semua jalan sudah buntu…pikiranku buntu, perasaanku pun sama…Aku tahu aku punya masa lalu yang kelam, dan aku sudah menceritakan padamu apa adanya aku karena aku hanya ingin kamu mendengar dariku langsung…namun ternyata aku salah…
Mas Rengga, ini salahku…ini bukan lagi cinta tulus seperti inginmu…ini cinta yang ternoda oleh hawa nafsu diri kita…
Kamu dan aku sama…kita terjebak di dunia bebas yang sembrono…manusia modern yang keblinger…
Mas Rengga, aku hanya ingin tenang…aku tak ingin jadi sarang penyakit dan sumber kenistaan bagi orang tuaku juga bagi orang lain, termasuk Mas Rengga dan keluarga Mas Rengga
Dan aku bukan orang yang sabar dalam hal ini…karena ini menyangkut kehidupan orang banyak…
Suatu hari Mas Rengga akan mengerti dan memahaminya…semoga pintu hidayahNYA akan terbuka dan terangi qolbu Mas Rengga…amin

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” [Q.S. Al-Qashash:56].

Qs. Al-Baqarah : 216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”

Sebenarnya….
“Aku hanya butuh sedikit pelukan hangat dan kecupan di kening untuk membuatku nyaman…No more!!!”
Hari-hari kulalui bersama Mas Rengga dengan delusi yang semakin kuat…ketakutan-ketakutanku pada Allah semakin memperkuat delusiku…Aku resah pada diriku yang tak mampu mengkontrol diri sendiri, aku takut pada diriku…Tapi akhirnya secercah harapan melambung dalam otakku…membuatku berani menghadapi kenyataan hidupku yang penuh kekurangan…
Hingga… “Mas, aku ingin kita menikah segera. Ijinkan aku bicara dengan orang tuamu tentang apa yang terjadi antara kita. Aku tidak kuat jika harus terus-menerus seperti ini. Sementara kamu punya track record sebagai orang yang mudah saja melupakan perbuatanmu. Dan selalu tak ingin disalahkan! Apa kamu pikir, perbuatanmu tidak menyakiti? Gampangnya meniduri wanita dengan cara kamu jadikan pasanganmu lalu dengan alasan tidak cocok kamu tinggalkan mereka?”
Aku mencoba memberanikan diriku tuk bicara pada kedua orang tua Mas Rengga, aku katakan, “Maaf Ibu, Bapak, saya ingin menikah segera karena hubunga saya dengan Mas Rengga sudah terlanjur jauh…saya tidak ingin terus-menerus berbuat zina…namun jika saya tidak dinikahkan, saya tak mengapa…asalkan saya putus dengan Mas Rengga”

Wong lanang ilang kaprawirane
Wong lanang linggih plangki
Akeh wong lanang ora duwe bojo
Wong wadon nglamar wong lanang

Kelak di masa depan pada jaman terbalik maka kaum pria akan kehilangan jiwa ksatrianya. Tidak seperti di jaman kuno tatkala kaum wanita naik tandu sedangkan kaum prianya naik kuda, maka di jaman terbalik tersebut kaum prianya justru menaiki tandu atau menggunakan sopir pribadi untuk bepergian ke mana-mana. Kaum pria yang telah tidak lagi berjiwa ksatria itu tidak berani beristri karena takut untuk melamar dan menikah dengan berbagai alasan: ekonomi, patah hati, tidak sederajat, tidak berani bertanggung jawab atas perbuatan sendiri, dan sebagainya. Kelak di masa depan malahan kaum wanita tidak malu-malu lagi mendahului menyatakan cintanya kepada pria idaman hatinya.

Kakung putri ing reh pala krami
Sumawana kang samya jajaka
Lamun tembe pikramane
Aywa tinalyang wuwus
Wasitane mengku pawestri
Ywa dumeh yen wong priya
Misesa andaku
Mring darbeking wanodya
Palakrama nalar lan kukum kang dadi
Yen tininggal temah nista
Putera maupun puteri yang telah mencapai tingkat umur dewasa, hendaklah menikah atas dasar pertimbangan nalar dan atas dasar kesadaran hukum atau peraturan yang berlaku. Jika ia menikah tidak atas dasar demikian, niscaya akan hidup dalam kenistaan.
(Serat Warayagnya dan Darmalaksita)
Akhirnya orang tua Mas Rengga pun mempertimbangkan pendapatku dan kami  akan menikah…
Namun sayang,  dalam proses pernikahan, hubungan Cheryn dengan Mas Rangga penuh dengan intrik…masalah demi masalah hadir dan membuat kami semakin menjauh…Cheryn menahan sakit dan  menjadi over sensitive, juga mudah tersinggung dan marah…Sementara Mas Rengga, tak pernah mau tahu dan cuek terhadap Cheryn…sikap Mas Rengga yang cenderung dingin ini, membuat aku berfikir bahwa ia tidak benar-benar mencintaiku dan hanya terpaksa melanjutkan hubungan…
                Dalam do’a Cheryn : “Ya Allah berilah kemudahan dalam hubunganku dengan Mas Rengga, dekatkanlah kami…ikatlah hati kami dengan tali kasih sayangMU…Ya Allah, seandainya memang kami harus berpisah,  pisahkanlah kami dengan jalan yang terbaik, jalan yang tiada menyakiti hati kami”
 
AKU DAN ROBB

Ya Robb, aku ingin keluar dari lembah ini…di sini gelap dan hanya aku seorang diri…
Lepaskan aku Ya Robb dari nestapa ini…jiwa ini lelah berjalan pada jalan yang salah selama belasan tahun…
Ini salahku, salahku yang tak pernah mengerti atas pengajaranMU…aku tak ubahnya seperti keledai…bahkan aku keledai bodoh!
Sudah tahu jalan berlubang, masih saja aku lewati…berkali-kali…Ya Allahhhhhhhhhh
Aku ingin MEMUTUS jalan ini, aku hanya ingin jadi hambaMU yang berada di jalan kebenaranMU…tuntunlah aku tuk kembali ke jalanMU ya Allah...

Tentang perzinaan di dalam Al-Quran disebutkan di dalam ayat-ayat berikut; Al Israa' 17:32, Al A'raaf 7:33, An Nuur 24:26. Dalam hukum Islam, zina akan dikenakan hukum rajam.
Hukumnya menurut agama Islam untuk para penzina adalah sebagai berikut:
Jika pelakunya muhshan, mukallaf (sudah baligh dan berakal), suka rela (tidak dipaksa, tidak diperkosa), maka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam, berdasarkan perbuatan Ali bin Abi Thalib atau cukup dirajam, tanpa didera dan ini lebih baik, sebagaimana dilakukan oleh Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Umar bin Khatthab.
Jika pelakunya belum menikah, maka dia didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan selama setahun
Al A’raaf  33 “ Tuhan hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan dzalim tanpa alasan yang benar dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan DIA tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui”

Al Israa 32 “ Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu jalan yang buruk”

An Nuur 26 “ Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).


TIGA

 Ke Kota Debus

Hukuman rajam pada kehidupan nyata adalah lemparan batu sebagai peringatan…hal itu bisa dalam wujud diberi kesusahan yang terus menerus, kegelisahan hati…derita-nestapa yang tak berujung hingga pelaku menyadari akan perbuatannya dan “berfikir”…Hukuman pengasingan di sini, Cheryn harus mengasingkan diri ke kota Debus , bekerja sebagai kuli tinta…

KOMPLEK KULI TINTA
REREONGAN, sebuah ruangan kecil di belakang kantor Dewan adalah tempat Kuli Tinta berkumpul pagi hingga siang hari sebelum masing-masing menulis beritanya di sebuah tempat nongkrong dengan fasilitas hot spot sekitar alun-alun..kawasan ini aku beri nama KOMPLEK KULI TINTA 
Desember 2010
THERE IS  A GOD...

berkata seorang kakak kepada adiknya ..

"tak perlu jauh-jauh jika kau ingin belajar agama,...aku akan membantumu!" tukas sang kakak
"ah...tidak, karena kau hanya senang dengan siluet wanita montok saja" sahut si adik dengan polos

cobalah kau rubah pola pikirmu...
wanita itu indah...DAN LEBIH DARI ITU...
pahamilah setiap bagian tubuhnya...dan setiap lekuk yang ada...
hal itu bisa membawamu mengerti dan percaya bahwa TUHAN itu ADA...there is  A GOD...

mengapa hidung diletakan dengan posisi lubang menghadap ke bawah???,tanya si kakak lagi...
kenapa, untuk apa,kak?,tanya balik si adik..

dengarkan aku...

bayangkan lah jika hidungmu diletakkan dalam posisi terbalik...maka kau akan susah payah jika hujan datang!

pikirkan juga mengapa rambutmu bisa panjang melebihi bulu-bulu lain yang ada...

SEMUA PENUH KETERATURAN

SIAPA YANG BISA MENGATUR ITU SEMUA JIKA BUKAN TUHAN?
INDAH BUKAN???

Cheryn saat itu seperti menemukan sebuah jawaban tentang Tuhan tapi ia tak menemukan jawaban tentang agama. "aku mencari tahu, bagaimana cara beragama yang baik, cara mendekatkan diri pada Tuhan karena selama ini yang aku tahu semua orang beragama tapi mengapa bukan ketenangan yang terjadi, melainkan ketegangan-ketegangan yang mengatasnamakan agama yang terjadi? Bukankah Tuhan itu hanya satu?"


HIDUP ITU UNTUK BERSUSAH PAYAH
Oktober 2010
Judule KERJA di TV

jebul-jebul isi critane rada abot, angel sisan...Maklum, awakku uripe kecukupan...Kabeh serba ada...Dan segala sesuatu selalu disiapkan Mami & Papiku tercinta...
1.Prepare ke kota Debus
2.BerADAPTASI dengan tempat yg baru dgn bahasa yg asing (SUNDA geto loh)
3.Profesi baru yg sama sekali aku gak tau ilmunya
4.Belajar MANDIRI (umbah-umbah dhewe, resik-resik omah dhewe, nek loro tuku obat dhewe)
5.NGATUR DHUWIT dhewe
6.NGGOLEK PETURONAN
7.PASEDULURAN, KEKANCAN
8.de el el

MAKJEGAGIG...

Ngene iki jenenge urip tenan... "HIDUP ITU UNTUK BERSUSAH PAYAH"...Isine berusaha terus sa'ben dina...Sinau, sinau, lan sinau...Nimba ilmu...Ilmu dari Yang Maha Hidup...Ngupaya urip , piye carane ben urip terus nanging lewat cara sing nggenah...Segala sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan manusia kepada TUHAN setelah lahir dan mengenal dunia...

GEBRAKKAN PAGI HARI
September 2010

owhhhhhhhhh...kepalaku seperti tersambar sesuatu...dan sakit sekali

tiba-tiba kemarin pagi, selepas aku menyapu, mengepel dan mencuci bajuku di kontrakkanku,rumah tipe 45 dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, otakku membuka file film percakapan antara aku dan Mayor Angkatan Laut itu...
Film yang tersusun dalam file itu mulai terputar...satu per satu ku cermati lagi hingga selesai...perjalananku menuju ke Kota Debus dan faktor-faktor pendukungnya...hahhhhhhhhhhhhhhhhhh...

tak terasa air mataku mengalir...dan kesedihan akibat penyesalan selimutiku...bagaimana tidak, aku berkata pada Mayor yang juga Tanteku itu, " aku jenuh dengan masalah-masalah yang terjadi di rumah...belum lagi dengan keluhan-keluhan Papi...sakit inilah sakit itulah...uang minimlah...ada saja yang jadi keluhan beliau...sedang beliau tidak mengerti, bagaimana aku terus memotivasi diriku untuk membahagiakannya meskipun penuh dengan tekanan-tekanan yang ada...meski aku sakit parah, aku tetap ingin bahagiakan ortuku, tante!"

Airmataku semakin deras...semakin erat rasa bersalahku...Aku lupa bahwa ORTUku sudah tidak muda lagi, terlebih Papi yang (mungkin) mengalami Posh Power Syndrome karena baru saja pensiun dari pekerjaannya...

Ya Allah , ampuni diriku, maafkan diriku , rahmatilah aku...
Aku menghitung kesalahan ortuku karena rasa kesal akibat tidak pernah mendapat yang sesuai keinginanku tapi aku lupa menghitung :
- berapa uang susuku
- berapa uang pendidikanku
dan
- berapa uang jaminan kesehatan lahir bathinku

" JANGAN MENGHITUNG KEBURUKAN TAPI HITUNGLAH BERAPA KENIKMATAN YANG TELAH TUHAN LIMPAHKAN PADA DIRI KITA MELALUI TANGAN KEDUA ORANG TUA KITA"

BELAJAR MENGENALI "SIAPA AKU?"
Kota Debus tak hanya memberiku pengalaman yang lebih padaku dibanding dengan orang-orang yang mengalami depresi kronis-skizofrenia yang lain...bagaimana tidak?bagaimana aku bisa berkata demikian?dan bagaimana aku tidak bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan Tuhan padaku?mungkin saat ini ruang otakku hanya terisi degan kata tanya Bagaimana?
Waktu membuatku mengerti bahwa diriku sangat beruntung menjadi diriku, terlebih ketika aku harus meliput penjemputan orang-orang yang dipasung karena mereka mengalami depresi kronis-skizofrenia dalam rangka program pemerintah BEBAS PASUNG 2014...nasib mereka hanya habis di bawah pohon dengan kaki dirantai atau harus bertahun-tahun hidup di dalam gubuk derita...aku menyebutnya gubuk derita karena mereka harus tidur, makan, bahkan terkadang buang air di dalam situ...sementara aku?aku masih bisa nikmati kebebasan dan beraktifitas di tengah-tengah masyarakat...ada rasa pedih terasa olehku, di kota yang rata-rata banyak ulamannya dan sebagian pejabat pemerintahnya memiliki title HAJI, masih banyak masyarakat yang tidak menelan kotribusi dari ulama dan pemerintah...tapi pembahasanku di sini adalah bukan itu, pembahasanku di sini adalah AKU BERUNTUNG MENJADI DIRIKU SENDIRI ketika aku harus berhadapan dengan mereka yang sama sepertiku...dan ada salah satu diantara mereka yang dijemput oleh pihak rumah sakit Grogol, menarik perhatianku, Ebi namanya...lelaki berambut ikal sebahu, berkulit sawo matang, usianya sekitar 28 tahun..diantara sadar tidak sadar, ia terus bercerita mengapa dirinya bisa mengalami depresi kronis-skizofrenia...Ebi berkata , "dulu saya ingin jadi wartawan, saya ingin jadi orang kaya, saya teh kelebihan keinginan"...kata-kata itu membuatku berkaca dan Ebi akan menjadi kaca benggala bagi orang-orang yang memiliki impian...aku meminjam istilah dari tanah Jawa yang dulu sering dipakai kawan-kawanku kalau mereka punya keinginan tapi gak kesampaian "ATI KAREP BONDHO CUPET"...memang benar, manusia harus memiliki cita-cita dan impian, tapi Ebi menyadarkanku bahwa cita-cita dan impian haruslah sesuai dengan kemampuan diri bukan sekedar ambisi semata...karena kesuksesan sebenarnya tidak dinilai dari berapa banyak harta benda yang terkumpul atau title kesarjanaan , melainkan seberapa banyak harta benda yang dikumpulkan dan title itu memberikan kontribusi kepada sesama...aku, Cheryn, semakin dan semakin berjuang mempertahankan kesadaranku...terlebih aku diberi kesempatan oleh manajer Klinik Permata Bunda yang juga bekerja sebagai pimpinan PUSKESMAS di daerah Majasari untuk mengunjungi orang-orang yang ketika itu dijemput dan dirawat di Grogol bahkan aku masih memiliki kesempatan memotivasi mereka untuk sembuh...semua itu membawaku belajar mengenali diriku lebih jauh seperti kata filosof Yunani kuno, Socrates "KENALI DIRIMU" atau kata-kata yang dulu pernah dilontarkan Ayah dan pamanku "WHO AM I?"..Semakin yakin bahwa hidupku adalah sebuah ketetapan bahkan pilihanku pun adalah sebuah ketetapanNYA, seperti nasehat mamiku "Urip iki wis digariske lan ono dalanne dewe-dewe,urip iku kudu biso rumongso ojo rumongso biso"...benar-benar mengikis karat kesombongan diri...ternyata aku yang beruntung tetaplah sama seperti Ebi yang bodoh karena aku pun pernah bahkan masih berambisi tuk jadi lebih dari diriku yang sekarang tanpa melihat apakah aku mampu atau tidak...aku sombong, aku telah lupa diri, dan itu artinya aku lupa diriNYA...dibalik rasa beruntungku ada kebodohanku...aku bodoh karena aku masih memotivasi diri tuk jadi lebih dari orang lain, seharusnya aku hanya memotivasi diri tuk jadi lebih baik dari sebelumnya...belajar, berusaha dan berjuang mempertahankan kesadaranku yang tak menentu...aku hanyalah kuli tinta, mungkin cita-cita yang pantas untukku saat ini hanyalah menjadi PENULIS...dan lebih tepatnya adalah, aku ingin menjadi manusia...menjadi anak yang berguna bagi orang tua, nusa, bangsa dan agama... (sama seperti do'a mami&papiku)

KE LUBANG YANG SAMA

Saat itu aku masih tinggi ego. Aku hanya berfikir tak ingin diremehkan , aku terlupa niatku. Aku berhubungan dengan lelaki lain hahhhhhhhhhh yang ternyata sama saja dengannya. Lagi! Hawa nafsu berperan sebagai pemeran utama dan bayangan orang tuaku terus menghiasi pandanganku. Dan aku tak kuat lagi. Delusi dan halusinasi menghampiriku, mungkin sampai detik ini…rasa ingin lari, pergi dan mati hantuiku.
Belum lagi tuntutan pekerjaanku yang menekanku untuk memberitakan sesuatu yang bertolak belakang dengan hati nuraniku. Di mana aku harus  mengungkap pemberitaan Video Porno yang diperankan anak sekolah.Aku tidak bisa menjalankan tugas dengan baik.Ada kemunafikkan terselubung dalam diriku jika aku harus mem-blow up-nya, ada rasa berdosa yang hinggap di relung hati dan mengotorinya.Aku tak lebih baik dari anak sekolah itu.Seperti menguliti borokku sendiri sebuah ,tapi ya inilah pekerjaanku. Bait-bait do’a ku layangkan tiap malam, diiringi suara jangkrik dan desir angin yang menyapa akrab pasir, dari kamar kost yang berseberangan dengan Taman Makam Pahlawan. Memohon petunjuk dan kemantaban hati.Tuhan, ijinkan aku melihat dengan pandanganMU dan memutuskan segala perkara menurut karsaMU.Tuhan, adakah gelisah ini hadir karena aku tak lagi sejalan dengan kehendakMU? adakah aku ingkar padaMU?aku berada pada persimpangan, mengabdi padaMU atau pada pimpinanku dan perusahaanku. aku harus bisa, aku harus berani memutuskan meski aku terlihat kalah dan bersalah, rendah..tapi Tuhan tidak demikian..Tuhan tak pernah salah..bagiku kehilangan pekerjaan tak mengapa asal aku tak kehilangan Tuhan..sudah cukup jauh jarak antara DIA dan aku..tak ingin membuatnya lebih jauh lagi..aku tak bisa, tak bisa melawan nuraniku..
Hingga falsafah hidup Jawa melalui tembang Ngayogjokarto  dan DKJPR (Demak Kudus Jepara Pati Rembang) yang dilantunkan Genk Kobra kembali masuk menetralisir dan membantuku memutuskan langkahku berikutnya. Selain itu bentakkan dengan rasa ketidak percayaan dari produser news dihadapan kawan-kawan membuatku sesak nafas…Dia membentak-bentak aku dan men-judgeku tak memiliki etika hanya karena aku belum mendapatkan komentar dari Kepolisian perihal Video Porno mirip anak SMU. Namun dalam hatiku bertanya “apakah sikap Anda ini beretika?memaki-maki saya di depan orang yang magang?”
“sikil gudhik ojo dikukur lan dititil, tangan reged ojo nggo uthik-uthik upil…sirah mumet lan ngelu podho ngombe’o pil…dadi uwong sing pinter ojo pokil…susuk wajan nggo goreng krupuk kuwi sothil, mbok yo anteng tanganne ojo podho nggrathil…benik ucul dondomi ben ora prithil, dadi uwong sing sugih ojo dadi uthil” (Ngayogjokarto)
“Demak Kudus Jepara, poro penak ojo gawe gelo…gelo yen ra dho duwe konco, koncone akeh bareng Genk Kobra…Bablas Rembang nglewati Pati, milih dalan mbok sing ati-ati…klira kliru dadi nggegirisi, pengen padhang malah dadi mati” (DKJPR)
Mendengarkan musik adalah salah satu terapi yang aku lakukan untuk mengurangi kecemasan dan stress. Terapi musik adalah terapi yang naik daun setelah Perang Dunia I. Dulu terapi ini hanya dilakukan oleh sekelompok pemusik dan digunakan untuk mengobati para veteran yang memiliki trauma perang, baik mental maupun fisik.

Aku memutuskan resign dari pekerjaanku dan kembali ke rumah. Aku hanya ingin hidup tenang! Itu saja.  Pilihan sudah aku putuskan tapi arrrrrrrrrrrrrrgh apa yang salah dariku sehingga selalu saja masuk lingkaran setan. Akhirnya aku menjalin hubungan lagi dengan lelaki yang menghancurkan tatananku. Kali ini aku sudah seperti anjingnya. Aku menjadi sangat setia dan mengikuti permainannya bahkan aku menikmati permainan ini. Hingga suatu hari, dadaku sesak dan terus dlm keadaan seperti itu. Resah, galau berkepanjangan dan tak mendapati apa-apa.
Pikiranku kembali buntu, hanya amarah dan amarah yang tersisa. Setiap orang ingin aku marahi, yang sebenarnya marah itu adalah amarahku pada diriku sendiri. Bodoh,aku bodoh!


KE JIWA YANG SAKIT

Kebuntuan dan kemarahanku itu membawaku jatuh, meluncur ke jiwa yang sakit. Schizophrenia namanya.
Schizophrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.
Schizophrenia bisa diatasi dengan obat-obat yang mengandung anti depresan disertai dukungan moril terhadap pasien. Pengupayaan penyembuhan harus dilakukan dengan kerjasama aktif dari Psikiater-Pasien-keluarga-komunitas/teman dekat.
Schizophrenia dapat menyerang siapa saja dalam bentuk ketakutan, keresahan, angan-angan atau perubahan perilaku yang aneh.

Cheryn menjadi pasien psikiater selama 2 tahun…namun kesadaran diri tentang pengaruh obat-obatan yang diberikan psikiater (setengah tablet membuat Cheryn harus tidur selama 6 jam), membuatnya memupuk keyakinan diri bahwa dirinya mampu hidup tanpa harus bergantung pada obat-obatan…Cheryn sadar, penyakit yang kini ia rasakan merupakan hasil dari perbuatannya sehingga dia harus menanggung konsekuensinya…menurut Cheryn, gangguan kejiwaan di dirinya ini terjadi karena penyimpangan perilaku dan banyaknya tekanan kehidupan. Cheryn kehilangan petunjuk hidup…hingga akhirnya suatu hari Cheryn mengalami Lumpuh beberapa saat, tubuhnya tak mampu bergerak dan Cheryn hanya terkapar di tempat tidurnya…saat-saat itulah Cheryn merasakan sesuatu, seperti ada yang menggerakkan kepala dan matanya kea rah tumpukkan buku di atas lemarinya lalu tanpa sadar ia membaca “Min hajjul qossidin atau Orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Tak hanya itu, Cheryn yang tidak mampu menggerakkan tubuhnya, merasa ada yang mengangkat dan menarik tubuhnya, membuat ia terbangun…Kali ini ia diarahkan pada rak buku yang menggantung di tembok kamarnya…dan saat itu matanya tertuju pada sebuah buku hijau, kecil milik orang tuanya… judul buku itu “Al-Qur’an dan terjemahannya”
Cheryn mencoba menganalisa dari kejadian-kejadian asing yang ia alami di ruang privacynya itu…namun, analisa itu menghasilkan bulir-bulir airmata…
”Tuhan, aku sadar, Engkau satu-satunya Yang Maha Pengasih…tak hanya setitik nila yang ku torehkan pada setiap lembar buku kehidupanku…Namun Engkau masih menjagaku, mengingatkanku bahkan mencintaiku…Tuhan, Engkau tak pernah jauh dariku tapi akulah yang menjauhkan diriku dariMU”
Setiap penyakit ada obatnya, apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, maka sembuhlah si penderita dengan izin Allah Azza Wa Jalla
Dan "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat."
~   Q ur'an: Al Baqarah: 214
"Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada."
~   Q ur'an: Al Hadid: 4
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
... sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ...
~   Q ur'an: Alam Nasyrah: 5 - 6 ~
Al-Baqarah 286: Pentingnya Penguatan Jiwa

286. Allah tidak membebani(jiwa) seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."



Ayat terakhir Al Baqarah ini menginspirasi saya sebagai berikut:
Sebagaimana yang kita ketahui, Allah memberikan besarnya cobaan/ujian/gemblengan sesuai dengan kapasitas diri sang hamba. Catatan menariknya di sini adalah: kapasitas yg dimaksud adalah kapasitas JIWA, bukan sekedar kapasitas knowledge dan skill yang secara eksplisit bisa kita lihat. Itu artinya bisa jadi jiwa yg kuat memiliki knowledge dan skill yang rendah sehingga dia berasa tak mampu, padahal aslinya dia bisa. Oleh karenanya, adalah penting sekali bagi kita untuk terus menguatkan jiwa, bukan sekedar knowledge dan skill kita. Jiwa ini bisa diperkuat melalui tindakan/amalan baik, sementara itu keburukan yg dilakukan akan memperlemahnya.
Aplikasi praktisnya:
Menjaga ibadah rutin dzikir pagi, sholat sunnah, dan segala bentuk ibadah lainnya.
Secara khusus perlu juga meminta Allah untuk menguatkan jiwa kita dalam panjatan do’a.
Secara sadar melakukan kebaikan dg niat untuk menguatkan jiwa.
Apabila melakukan salah, segera ikuti dg kebaikan untuk menebusnya.
Segala tindakan jahat/buruk, meskipun diikuti dg taubat, bagaimanapun akan tetap membekas. Setidaknya dia pernah meninggalkan torehan.
Bagiku, melakukan pergaulan bebas tanpa mengenal batasan-batasan bak memelihara rayap di dalam diri sendiri…tak hanya meggerogoti tubuh, tapi juga jiwa…
“Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta” (QS.Al-Baqarah : 10)
“Maka, tatkala mereka berpaling (dari kebenaran)Allah memalingkan hati mereka”
Aku mencoba meredakan sakitku dengan berdo’a , memohon ampun dan memaafkan mereka yang menyakitiku meskipun itu sulit…aku menerima dan menjalani semua hingga menemukan titik sabar dan ikhlas…menerima sebagai jalan takdirku yang tidak bisa aku tolak…
Tuhanmu lebih mengetahui yang ada dalam hatimu. Jika
     seandainya kamu orang baik-baik (Allah akan
     memaaafkan sikap dan kelakuan yang telah kamu lakukan
     dengan terpaksa, tidak sadar, atau yang berada di
     luar kontrol kemampuanmu), karena Allah Maha
     Pengampun bagi orang-orang yang bertobat (QS Al-Isra'
     [17]: 25).
KE RUMAH SAKIT

Pagi yang cerah, aku mencoba menghubungi Patrice via sms…”hey beibh, sibuk kah kau hari ini? Aku ingin bicara sesuatu padamu, bisakah kau datang ke rumahku sore ini?”
Tanpa menunggu lama, akhirnya Patrice pun menjawab smsku. ”ya, baiklah. sore ini aku milikmu “
Akhirnya, sore yang mendung menghantarkan Patrice menuju rumahku…Kami duduk berdua di kursi jati berwarna merah hati di teras rumahku…
“Pat, aku sudah tak kuat lagi menahan gejolak diriku. Schizoprenia ini menghancurkan otakku secara perlahan. Aku tak bisa terus menerus seperti ini. Sendirian di kamar, setiap hari aku menunggu kekasihku hanya tuk sekedar tersenyum atau menanyakan kabarku,tapi…dia terlalu sibuk…hari-hariku hanya berteman dengan bantal, guling, laptop, buku-buku dan tembok…malam-malamku hanya ada langit dan satu bintang yang menyapaku…hanya malam yang membuatku hangat,langit dan bintang yang selalu memelukku erat kala aku terisak dalam tangis…Pat,saat-saat seperti ini, saat aku merasakan sakit yang luar biasa, aku ingin dialah yang menemaniku…mengusap air mataku…tapi,,,ya, yang ku punya saat ini hanya kamu Patrice…entahlah…Papiku pun membesarkan hatiku dengan berkata bahwa aku tak perlu mengharapkan perhatian dari Mas Rangga karena masih banyak orang di sini yang memperhatikanku”
Patrice yang biasanya pecicilan, sore itu mengguratkan kesedihan di wajahnya…sambil menatapku dia berkata dengan tertatih.
“beibh, entah kenapa, beberapa hari ini aku menjadi mellow…aku merasa kamu akan pergi jauh ya”
Aku mendengarkan suara Patrice sambil mengatur nafasku satu per satu…dan aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu…yang aku dengar hanya sayup-sayup suara lelaki
“suster, tolong  selang oksigennya”
Suara itu bukan suara seorang lelaki yang aku nantikan…Namun, beberapa saat kemudian aku merasa sebuah genggaman erat, tangan yang dingin…Tangan itu menyibakkan rambut di kening dan telingaku…lalu , “maafkan aku,dek…aku sama sekali tak bermaksud membuatmu seperti ini…bukan juga tiada aku mengkhawatirkanmu…aku hanya berharap kamu tidak sakit…aku ingin kamu selalu ceria dan mengguratkan senyum untukku…aku ingin kamu kuat,dek…”
Kemudian aku dengar suara langkah wanita, tak tok tak tok  yang kemudian berkata, “maaf mas, pasien harus banyak istirahat karena besok masih harus menjalani serangkaian medical check-up”
“ya suster”, jawab Mas Rangga
..kemudian aku didorong menuju bangsal yang berisi dua orang yang di dalamnya bau aroma khas rumah sakit..ya Tuhan,aku lemah sekali..di mana aku yang dulu, aku yang tak peduli jika ada orang yang menyakitiku?Tuhan, gantikan semua ini dengan kasihMU..
EMPAT


1
CATATAN KEMATIAN

KEMATIANKU
13 Agustus 2011 jam 22:30

Aku yang kau kenal kemarin sudah mati…
Jasadnya pun telah mengabu
Ia berlalu bersama angin…
Tah ke mana perginya
Karena aku…
Ya aku tak ingin tahu lagi
Aku tak mau mencarinya lagi

Sungguh…
Usah tanyakan keberadaannya lagi
Sebab ,abunya pun tak tersisa di sini
Jangan pula kau dengar bisikkan angin
Sebab, ia hanya berbisik tentang abu

Jika kau ingin tahu aku
Maka buka lah matamu
Lihatlah aku saat ini
Aku bersama jasad baruku

JIKA AKU MATI
Agustus 2011 jam 20:14

Jika aku mati…
Aku akan lebih bahagia
Memulai kehidupan baru nan abadi…
Jika aku mati…
Sebenarnya aku tak  benar-benar mati
Meski tak nampak oleh matamu
Tapi aku bisa kau rasakan lewat desir angin
Lewat suara gemericik hujan
Aku ada dalam embun pagi hari
Dan aku menyatu dengan zat-zat yang tak kau sadari

CATATAN BAHAGIA

BAHAGIA
Agustus 2011 jam 10:28

masih saja aku mencari kebahagiaan di sana

hai petualang,
bahagia ada di sini
bahagia ada pada jiwa yang merdeka

bahkan kilatan lampu disco pun tak akan memberi apa yang kau cari

petualang,
bahagia tak ada pada rupiahmu
pun emas batangan atau mobil mewahmu yang lengkap dengan velg blink-blink
bahagia tidak hanya membuat pemiliknya tertawa namun juga menitikkan air mata haru

petualang,
memang butuh waktu tuk mengenali apa yang kau cari
dan membedakannya dengan KESENANGAN

karena BAHAGIA ada pada KELEGAAN HATI

Semarang, 200811



JIKA dan HANYA JIKA
Agustus 2011 jam 4:06

 ketika do'a sudah terpanjatkan, maka kita hanya menunggu jawaban atas do'a itu dengan sikap-sikap yg menjunjung tinggi nilai-nilai terkabulnya do'a....
apakah mungkin seseorang yang tak pernah mencari akan menemukan apa yg ia cari?
apakah mungkin seseorang yg merindu tapi tak berusaha menemui yg ia rindu akan mendapat balasan atas rindunya?
apakah mungkin seseorang yang menanam mawar tapi menginginkan melati sebagai hasilnya?
hujan tak akan turun tanpa panas yg menyebabkan air laut menguap...

                Nogi

Aku melihatmu dalam kegelapanku
Kau datang beriku cahaya
Yang kian lama kian terang
Tak seperti lilin
Yang kian lama kian redup dan mati
                Aku melihatmu kambali dalam kesepianku
                Di mana tawa , canda , suka menghilang dari hari-hariku
                Kau datang bawa seribu tawa , canda dan suka
                Yang lama sudah kuimpikan
Aku tak ingin cahaya itu redup dan mati
Aku tak ingin tawa,canda dan suka itu hilang
Aku tak ingin terang menjadi gelap lagi
Dan
Aku tak ingin menjamah sepiku…
                Sampai kapanpun tak akan ada yang mengenaliku
                Karena aku memang tak pernah ada
                Aku hanya sebagian dongeng masalalu
                Tapi bila kau mengerti
                Cukupkan bagimu saja,…

“sikil gudhik ojo dikukur lan dititil, tangan reged ojo nggo uthik-uthik upil…sirah mumet lan ngelu podho ngombe’o pil…dadi uwong sing pinter ojo pokil…susuk wajan nggo goreng krupuk kuwi sothil, mbok yo anteng tanganne ojo podho nggrathil…benik ucul dondomi ben ora prithil, dadi uwong sing sugih ojo dadi uthil” (Ngayogjokarto)
Arti : keburukan sebaiknya tak perlu diungkap dan atau dibesar-besarkan karena belum tentulah diri kita ini yang paling benar…jika ada masalah segeralah diselesaikan, dicari solusi yang tepat…jadilah manusia yang pintar jangan curang…jangan jadi manusia usil, suka mengurusi urusan yang bukan urusannya…mempererat silaturahmi…jadilah manusia yang kaya.
“Demak Kudus Jepara, poro penak ojo gawe gelo…gelo yen ra dho duwe konco, koncone akeh bareng Genk Kobra…Bablas Rembang nglewati Pati, milih dalan mbok sing ati-ati…klira kliru dadi nggegirisi, pengen padhang malah dadi mati” (DKJPR)
Arti : jika dalam sebuah perjalanan hidup kita menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan, janganlah menjadikan sedih atau sesal…jangan sedih karena tidak mempunyai teman(jangan merasa sendiri), terus lah berjalan namun pilihlah jalan yang benar dan berhati-hati…kesalahan dalam memilih akan menimbulkan penyesalan, niat ingin bahagia malah jadi sedih berkepanjangan.


CATATAN KEBODOHAN

Aku jadi merasa benci pada diriku kala aku tak lagi bisa memegang kendali atas diriku…
Hari-hariku hanya berisi keluhan tentang sakit yang tak tertahankan…
Ya Allah, beginikah caraMU memandikan aku?
Sakit…mungkin seperti tanah mengaduh ketika rumput-rumputnya tercabut…
Mas Rangga, di mana kamu???
Aku membutuhkan teman di saat-saat seperti ini…
Sakit dan kerinduan-kerinduan padaMU dan pada kekasihku di bumi ini begitu perih…mengulitiku…
Aku tak kuattttttttttttttttt…aku rapuh…
Kembali halusinasi buruk menghampiri otakku…”tenang saja, kau masih memiliki pisau Eiger…putuskan nadimu agar kau lega”
Aku bergegas turun dari bedku dan mengacak-acak lemari pakaianku…dengan penuh gelisah aku mencari pisauku…”aku ingin berhenti merasakan sakit ini…”
“Ya, akhirnya aku menemukanmu”
Aku kembali menyayat nadiku…tapi apa yang terjadi?
Darahku tak kunjung mengalir deras…
“Kenapa, kenapa aku tak mati saja?”.gumamku dalam hening
“Ya Allah, mengapa masih saja diriku ini kuat?”
Ini bukan kali pertama aku melakukan percobaan bunuh diri…aku seperti pelari marathon yang dikejar Herder…setiap aku bertemu pedih, saat itu juga aku ingin lari bersembunyi…aku lupa, sungguh aku lupa…siapa yang seharusnya aku takuti…
Aku melemahkanku tapi seketika aku menjadi kuat…energi apa ini?
Ya Allah, maafkan atas kekafiranku…
Aku tak berakal padahal Engkau selalu bersamaku
Sungguh aku malu, malu pada diriku sendiri…
Malu padaMU
Aku yang Engkau kuatkan jusrtu aku melemahkan
Aku yang Engkau hidupkan , malah aku ingin mati
Aku KAFIR…
“Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir”
(QS.Yusuf : 87)

CATATAN SYUKUR
PENINGKATAN SYUKUR
Mungkin ini terlalu lebay dan narsis…tapi biarkan saja aku merasa bahwa Allah mengasihiku dan mencintaiku…
Seperti ungkapan Gibran “Jika kau mencintai, jangan berkata bahwa Tuhan dalam hatiku tapi berkatalah aku dalam hati Tuhan”.
Lamunanku setelah melakukan serangkaian medical check-up, membawaku mengingat seseorang schizopren Pandeglang…Eby namanya…dia salah satu korban pasung karena schizophrenia membuatnya tak bisa mengontrol dirinya…saat itu aku meliput pembebasan pasung darinya…ada hal aneh yang mungkin tak penting bagi reporter lain namun itu mencukil nuraniku…Eby yang saat itu masih dalam kondisi tak sadar, berkata dengan logat Sundanya “saya teh jadi seperti ini karena kelebihan keinginan…awalnya saya pingin jadi supir taksi…terus jadi orang kaya…saya juga pingin jadi wartawan seperti kalian ini…”
“(Kami jelaskan yang demikian itu)agar kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu” (QS.Al-Hadid : 23)
Aku bercermin…bercermin…sepertinya Allah memberi tahu padaku “bersyukurlah atas apa yang Aku beri  padamu”
“Sebab itu, berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS.Al-A’raf : 144)
NARIMO ING PANDUM…
Aku bersyukur bahkan memuncak…aku schizophren tapi aku masih diberi kesempatan tuk lebih baik…aku tidak mengalami pemasungan dan penjemputan dari RSJ GROGOL…
Ya kehilangan harta mungkin tak seberapa dibandingkan harus kehilangan jiwa dalam hidup….
“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan” (QS.Al-Hasyr : 2)

Schizophrenia mengajariku banyak hal dalam hidup tuk jalani dinamika hidup…Agama,
Keberanian, Perubahan, Keyakinan, Cinta Kasih, Kebersamaan, Berbagi, Syukur, Kesederhanaan, Kesabaran, Penjagaan, Kerelaan, dan Keikhlasan…
“Coz, everybody has changed like life that still go on…
But Life is complete in simplicity…
Change never stops…”

Agama adalah sesuatu yang harus dipakai, bukan ?
bukan, bukan alat atau simbol-simbol yang akan mengkotakan kita
bukan, bukan, bukan pula sarana untuk membedakan manusia satu dan manusia lain
bukan, bukan juga untuk mengkafirkan seseorang yang berbeda kotak dari kita
bukan, kan?
Aku, catatan dan Penggalan Kisah Lalu
Cheryn , Catatan dan Kenangan

CATATAN KEMATIAN

KEMATIANKU
13 Agustus 2011 jam 22:30

Aku yang kau kenal kemarin sudah mati…
Jasadnya pun telah mengabu
Ia berlalu bersama angin…
Tah ke mana perginya
Karena aku…
Ya aku tak ingin tahu lagi
Aku tak mau mencarinya lagi

Sungguh…
Usah tanyakan keberadaannya lagi
Sebab ,abunya pun tak tersisa di sini
Jangan pula kau dengar bisikkan angin
Sebab, ia hanya berbisik tentang abu

Jika kau ingin tahu aku
Maka buka lah matamu
Lihatlah aku saat ini
Aku bersama baju baruku

JIKA AKU MATI
Agustus 2011 jam 20:14

Jika aku mati…
Aku akan lebih bahagia
Memulai kehidupan baru nan abadi…
Jika aku mati…
Sebenarnya aku tak  benar-benar mati
Meski tak nampak oleh matamu
Tapi aku bisa kau rasakan lewat desir angin
Lewat suara gemericik hujan
Aku ada dalam embun pagi hari
Dan aku menyatu dengan dzat-dzat yang tak kau sadari

CATATAN BAHAGIA

BAHAGIA
Agustus 2011 jam 10:28

masih saja aku mencari kebahagiaan di sana

hai petualang,
bahagia ada di sini
bahagia ada pada jiwa yang merdeka

bahkan kilatan lampu disco pun tak akan memberi apa yang kau cari

petualang,
bahagia tak ada pada rupiahmu
pun emas batangan atau mobil mewahmu yang lengkap dengan velg blink-blink
bahagia tidak hanya membuat pemiliknya tertawa namun juga menitikkan air mata haru

petualang,
memang butuh waktu tuk mengenali apa yang kau cari
dan membedakannya dengan KESENANGAN

karena BAHAGIA ada pada KELEGAAN HATI

Semarang, 200811



JIKA dan HANYA JIKA
Agustus 2011 jam 4:06

 ketika do'a sudah terpanjatkan, maka kita hanya menunggu jawaban atas do'a itu dengan sikap-sikap yg menjunjung tinggi nilai-nilai terkabulnya do'a....
apakah mungkin seseorang yang tak pernah mencari akan menemukan apa yg ia cari?
apakah mungkin seseorang yg merindu tapi tak berusaha menemui yg ia rindu akan mendapat balasan atas rindunya?
apakah mungkin seseorang yang menanam mawar tapi menginginkan melati sebagai hasilnya?
hujan tak akan turun tanpa panas yg menyebabkan air laut menguap...


CATATAN KEBODOHAN

Aku jadi merasa benci pada diriku kala aku tak lagi bisa memegang kendali atas diriku…
Hari-hariku hanya berisi keluhan tentang sakit yang tak tertahankan…
Ya Allah, beginikah caraMU memandikan aku?
Sakit…mungkin seperti tanah mengaduh ketika rumput-rumputnya tercabut…
Mas Rangga, di mana kamu???
Aku membutuhkan teman di saat-saat seperti ini…
Sakit dan kerinduan-kerinduan padaMU dan pada kekasihku di bumi ini begitu perih…mengulitiku…
Aku tak kuattttttttttttttttt…aku rapuh…
Kembali halusinasi buruk menghampiri otakku…”tenang saja, kau masih memiliki pisau Eiger…putuskan nadimu agar kau lega”
Aku bergegas turun dari bedku dan mengacak-acak lemari pakaianku…dengan penuh gelisah aku mencari pisauku…”aku ingin berhenti merasakan sakit ini…”
“Ya, akhirnya aku menemukanmu”
Aku kembali menyayat nadiku…tapi apa yang terjadi?
Darahku tak kunjung mengalir deras…
“Kenapa, kenapa aku tak mati saja?”.gumamku dalam hening
“Ya Allah, mengapa masih saja diriku ini kuat?”
Ini bukan kali pertama aku melakukan percobaan bunuh diri…aku seperti pelari marathon yang dikejar Herder…setiap aku bertemu pedih, saat itu juga aku ingin lari bersembunyi…aku lupa, sungguh aku lupa…siapa yang seharusnya aku takuti…
Aku melemahkanku tapi seketika aku menjadi kuat…energi apa ini?
Ya Allah, maafkan atas kekafiranku…
Aku tak berakal padahal Engkau selalu bersamaku
Sungguh aku malu, malu pada diriku sendiri…
Malu padaMU
Aku yang Engkau kuatkan jusrtu aku melemahkan
Aku yang Engkau hidupkan , malah aku ingin mati
Aku KAFIR…
“Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir”
(QS.Yusuf : 87)

CATATAN SYUKUR
PENINGKATAN SYUKUR
Mungkin ini terlalu lebay dan narsis…tapi biarkan saja aku merasa bahwa Allah mengasihiku dan mencintaiku…
Seperti ungkapan Gibran “Jika kau mencintai, jangan berkata bahwa Tuhan dalam hatiku tapi berkatalah aku dalam hati Tuhan”.
Lamunanku setelah melakukan serangkaian medical check-up, membawaku mengingat seseorang schizopren Pandeglang…Eby namanya…dia salah satu korban pasung karena schizophrenia membuatnya tak bisa mengontrol dirinya…saat itu aku meliput pembebasan pasung darinya…ada hal aneh yang mungkin tak penting bagi reporter lain namun itu mencukil nuraniku…Eby yang saat itu masih dalam kondisi tak sadar, berkata dengan logat Sundanya “saya teh jadi seperti ini karena kelebihan keinginan…awalnya saya pingin jadi supir taksi…terus jadi orang kaya…saya juga pingin jadi wartawan seperti kalian ini…”
“(Kami jelaskan yang demikian itu)agar kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu” (QS.Al-Hadid : 23)
Aku bercermin…bercermin…sepertinya Allah memberi tahu padaku “bersyukurlah atas apa yang Aku beri  padamu”
“Sebab itu, berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS.Al-A’raf : 144)
NARIMO ING PANDUM…
Aku bersyukur bahkan memuncak…aku schizophren tapi aku masih diberi kesempatan tuk lebih baik…aku tidak mengalami pemasungan dan penjemputan dari RSJ GROGOL…
Ya kehilangan harta mungkin tak seberapa dibandingkan harus kehilangan jiwa dalam hidup….
“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan” (QS.Al-Hasyr : 2)

Schizophrenia mengajariku banyak hal dalam hidup tuk jalani dinamika hidup…Agama,
Keberanian, Perubahan, Keyakinan, Cinta Kasih, Kebersamaan, Berbagi, Syukur, Kesederhanaan, Kesabaran, Penjagaan, Kerelaan, dan Keikhlasan…
“Coz, everybody has changed like life that still go on…
But Life is complete in simplicity…
Change never stops…”

LIMA


1
UNTUK RENGGA
Dedicated to Rengga
hanya ingin belajar mencintaimu dengan segenap jiwa dan ragaku...melepas semua yang telah berlalu...dan memandang ke depan, berusaha tuk selalu ada di dekatmu...di suka citamu...karena bagiku cinta bukan teori disertai alasan-alasan dan analisa...duka, bahagia...semua bagian dari cinta...cinta adalah rasa...ia tak berwarna, tak berwujud, namun bisa dirasakan...

maaf, Rengga...maafkan aku...biarkan aku mencintaimu dengan puing-puing rasa percaya yang masih tersisa...semoga aku bisa seperti harapmu di Tahun Baru...

Pesan Tahun Baru dari Rengga

"Selamat Tahun Baru ya, dek...Semoga kamu tambah sayang dan cinta sama aku"


UNTUK PAPI, MAMI, AYAH dan IBU
Papi, Mami, Ayah, dan Ibu…maafkan semua salah Cheryn
aku sadar selama ini diriku hanya menyusahkan kalian…
Tapi sungguh, jauh di lubuk hati, aku sangat mencintai kalian, aku sangat ingin membahagiakan kalian…namun, semakin hari, otakku semakin sering sakit bahkan sering kejang…hanya kalian penyemangat hidup Cheryn…hanya kalian yang mengerti Cheryn…
Maafkan Cheryn karena belum bisa jadi yang terbaik karena saat ini semua waktu hanya terbuang untuk memotivasi diri Cheryn agar tetap bisa bertahan hidup…

UNTUK BUNDA
26 September 2010
MERINDU...

Kabut mereda
Awan hitam menggumpal pun pecah
Di sana angin bergemuruh
Kicau pipit memekik manja

Bunda...
Adakah kau merindukan aku?
Terlalu jauh kah diri ini terbang?

Bunda...
Masih indah kah sangkar emasku?
Merindumu...
Merindumu, Bunda...

UNTUK TUHAN
08 Desember 2010 jam 16:29
Schizophrenia

Tuhan, aku bersyukur atas semua yang terjadi padaku…setiap teguran yang KAU berikan untukku…meski terkadang bagai petir yang menyambar…perih di hati, namun kan lebih baik di kemudian hari…

Schizophrenia ini tak berarti apa-apa dibanding aku harus kehilangan bimbinganMU…aku ridho menerima apapun yang KAU beri meski harus bertaruh nyawa sekalipun…aku tak peduli…

Mungkin aku telah mabuk ke dalam cintaMU, menyatu dengan air kasihMU…

Merangkak aku , tertatih aku, bahkan terkapar aku…hanya menuju ENGKAU…ya Robb…

Demi janji yang selalu ku ikrarkan…

“ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH”


UNTUK ADIPATI

To Adipati.....
thank's for everything.....
Adipati seLaLu mengembaLikan aku pada tempat semestinya
Betapa bahagianya aku karena Tuhan teLah pertemukan aku dengan Adipati....
Istimewa Seorang "Adipati" dengan segaLa Kesederhanaan dan Kebijaksanaannya

"Penghargaan bisa memudar, hadiah bisa kehiLangan KiLaunya tapi peLajaran berharga tentang semangat manusia yang aku peroLeh akan tinggaL untuk seLamanya"


UNTUK SAHABAT
Sahabatku...
26 Juli 2009 jam 21:28
Sahabatku...
Terkadang aku kesal hingga menitikkan airmata
ketika ku teringat akan dirimu...

Dalam rentang waktu,,,,
Dan jauhnya jarak,,,,
Kau hampir tinggalkanku...

Saat ku terluka, ku terpuruk, dan ku tersudut
Kau hanya ada dalam sekelibat cahaya

Tapi hangatnya mentari pagi selalu sadarkanku
bahwa meskipun mentari tak hadir bersama bulan dan bintang di malam hari....
Dia selalu ada di luasnya langit,,,
menjadi bagian hari

*)my best Friends,,,U are my best...
Keep ur smile and holding the world with ur Love
and never make deep 'hate-filled'

Masa lalu hanya bersalah pada masanya yang kemudian
berubah menjadi sayap dengan lukanya namun tetap bisa terbangkanmu
ke tempat tujuanmu.....

UNTUK ABANG

kakakku,
aku muak dengan sikapmu
tapi aku tak bisa mengelak dari takdir
aku tak bisa memilih untuk lahir dari rahim siapa
aku tak bisa memilih menjadi anak siapa
kakakku,
mungkin aku trauma memiliki kakak sepertimu
tapi kamu hartaku satu-satunya setelah ketiadaan orang tua kita kelak
jika saja aku bisa membunuh memoriku agar tak memutar kejadian saat kau memukulku,menendangi aku seolah aku ini bukan adikmu
rasa sakit itu ternyata membekas,kak
andai saja kau menyadari kita ini satu
kau akan mengerti, menyakitiku adalah menyakiti dirimu

UNTUK ABANGKU...
  28 April 2010 jam 10:54

Tuhan memberi kita ilmu untuk menjalani kehidupan di dunia
Mendapati kebaikan,
Menciptakan kebaikan di dunia untuk akhirat

Ilmu kita hanya setitik air dari ilmu-NYA....

Kakakku,....
janganlah kita buru-buru kagum,
buru-buru bangga dengan hasil yang kita dapat....
Apa yang kita dapat ini sementara karena kita cuma dipinjami-NYA
agar kita bisa membagi pada sesama....

Kakakku,....
janganlah olok-olokan orang lain itu membakarmu,
jangan pula membuatmu jadi ambisius mencari keduniawian
dan melupakan tanggung jawabmu sebagai anak, sebagai kakak, sebagai suami, sebagai ayah, serta sebagai manusia yang harus menjalankan HABLUMINANAAS untuk HABLUMINALLAH....

Kakakku,....
Hari baru selalu diberikan-NYA pada kita agar kita senantiasa memperbaiki akhlak kita....
Senantiasalah bercermin....
Semoga dari hasil yang kita dapat, membuat kita lebih bijaksana di kemudian hari....
AMIN....

RINDU KAKAK

Kak,
kapan kakak bisa jagain adek lagi
bercanda bersama lagi
dan kapan kita bisa berdo'a bersama lagi?

Kak,
kakak adalah harta warisan berharga
bahkan lebih dari rumah atau mobil yang kita punya

Kak,
aku gak peduli entah berapa kali kaki dan tanganmu medarat di tubuh ini
aku akan tetap menyayangimu
aku akan terus berdo'a untukmu dan keberhasilanmu
agar menjadi kebahagiaanmu di masa mendatang

ENAM
 I
RASA MANIS
07 Agustus 2008
CHERYN & SAHABAT

Secara jelas terlihat bahwa dirinya itu manusia beruntung yang diciptakan oleh Tuhan tanpa ada kekurangan satupun. Bahkan saat aku lihat foto dirinya waktu bayipun sangat lucu dan menggemaskan. Benar-benar bayi yang sehat.
 “Kamu pasti dari keluarga yang kaya,ya?” tanyaku.
Wajahnya yang aneh dan ceria itu tiba-tiba berubah.
“Itu tadi salah satu hal yang paling tidak enak didengar, dilihat juga dirasakan” , katanya.
“Dasar manusia aneh, dibilang anak orang kaya kok malah ngambek gitu sih…,” ejekku.
Dengan lirikkan matanya yang indah itu seolah meminta agar aku diam. Lalu berkata,
“Anugerah Allah SWT yang tak ternilai”.
Kalimat sederhana dan biasa terdengar oleh telinga kita tapi entah kenapa jadi agak aneh untuk telingaku atau karena kalimat itu diucapkan olehnya yang selalu aneh.
Hmmmh…ya saat itu kami berdua sedang bercanda dan itu adalah kali pertama kami bertemu. Memang kami tidak bertemu di suatu tempat yang ingin dia miliki,tempat  yang menjadi cita-cita mulianya yang ke dua, yaitu sebuah panti asuhan. Kami bertemu di gym alias tempat fitness.
Cheryn, itu sapaan akrabnya, fitness jadi salah satu hobbynya. Dia terlihat energik saat latihan. Semangatnya luar biasa begitu juga dengan kekuatannya, tidak seperti kekuatan seorang wanita pada umumnya. Selain itu, Cheryn juga biasa lakukan latihan kaki, hal yang jarang dilakukan oleh seorang laki-laki apalagi wanita. Benar-benar perkasa, sesuai dengan tubuhnya yang ‘sterek’ dan macho tapi ya… sedikit lebar(tidak untuk dibayangkan).
Sejak saat itu aku dan Cheryn jadi akrab. Kami sering bersama, saling tukar pikiran. Tapi sejak aku melihat Cheryn menyalakan api untuk sebatang rokok kemudian menghisapnya, aku jadi jaga jarak dengannya. Tak hanya itu yang jadi alasanku untuk jaga jarak. Ada temanku yang bercerita  kalau dulu dia sering lihat Cheryn di tempat billiard pada malam hari bahkan terkadang larut malam. Mungkin aku egois, cuma karena hal sepele seperti itu  aku jadi menjauhi Cheryn. Meski keadaan tak seperti dulu, aku tetap peduli dan selalu mencari tahu kabar Cheryn. Sampai suatu ketika  demam tinggi menyerangku dan satu SMS masuk ke ponselku. Segera aku membaca SMS itu, aku sangat terkejut karena SMS itu bertanya tentang kondisiku, seakan si pengirim tahu apa yang sedang aku alami. Ternyata pengirimnya adalah Cheryn. Aku sangat terkejut karena sudah cukup lama kami tak pernah bertemu.
Sejenak ku termenung, merasa bersalah pada Cheryn. Ternyata Cheryn tak seburuk cerita teman-temanku selama ini. Dia bukan seorang teman yang mudah melupakan teman lama apabila sudah ada teman yang baru. Tanpa menunda waktu, akupun membalas SMS dari Cheryn dan aku berterimakasih atas perhatiannya padaku.
Sebuah intuisi yang cukup kuat dan tajam dari seorang Cheryn. Sangat sensitive bahkan lebih sensitive dari wanita yang terlihat feminine di kesehariannya atau semua itu karena dulu kami akrab. Entahlah…aku merasa ada banyak hal yang tersembunyi di dalam dirinya. Ada keanehan dan keunikan yang sederhana yang sebenarnya lebih lengkap dan kompleks dari sesuatu yang sempurna, yang terkadang hanya dipandang sebelah mata dan tak dipedulikan oleh orang-orang disekelilingnya bahkan dirinya sendiri.  Dia juga bukan seseorang yang berasal dari keluarga kaya. Ayahnya seorang pensiunan tentara golongan perwira menengah dan ibunya hanya ibu rumah tangga. Jarang melihatnya berpenampilan seperti wanita lain seusianya yang selalu  berusaha modis dan up to date.
Kalau disinggung masalah itu, dia cuma senyum-senyum sambil mendiskripsikan dirinya. Tubuhnya yang gendut, wajah yang jelek dan berjerawat serta kurang suka untuk dandan. Dia lebih suka tampil apa adanya karena membuatnya lebih nyaman. Meski begitu bukan berarti dia tak bisa modis dan up to date. Terpenting bagi Cheryn adalah simple, tidak ribet dan nyaman tapi tidak membosankan untuk mata. Dia benar-benar aneh dan unik.
Kurang lebih satu setengah tahun , ya selama itu aku dan Cheryn tidak pernah bermain bersama. Selama itu juga, cerita dan kabar tentang Cheryn silih berganti masuk telingaku. Keburukan tentang Cheryn yang paling sering aku dengar.
“Cheryn, ingin rasanya aku melihatmu seperti cerita temen kuliahmu dulu. Cheryn yang manis, rajin kuliah, pintar, baik, sedikit feminine. Aku tahu kenapa kamu jadi seperti ini tapi harusnya kamu tahu cara menyelesaikan masalah dengan baik karena kamu adalah seorang muslimah. Terlalu picik penyelesaian masalahmu itu sampai tega kamu merusak apa yang Tuhan anugerahkan padamu. Seperti tidak ada pilihan lain saja.”, sesalku dalam hati.
Selang beberapa bulan setelah aku sakit, aku pergi ke gym , sekedar mampir sebentar sekalian menemui Cheryn. Tapi setelah sampai, aku sama sekali tak melihat wanita perkasa itu latihan. Ternyata sudah dua bulan lebih Cheryn tak pernah datang.
Entah kenapa jantungku jadi berdetak kencang dan hatiku jadi cemas. Segera aku pamit pulang. Sampai di rumah aku langsung ambil air untuk wudhlu. Bertepatan dengan waktu shalat dzuhur, segera  saja aku sholat. Aku sampaikan semua harapanku untuk Cheryn, sahabatku. Detak jantungku sudah kembali normal, kecemasan juga mereda. Aku lihat ke meja belajarku, pandanganku jatuh pada foto-fotoku dan Cheryn, aku baru ingat kalau tadi aku berencana untuk menemui Cheryn. Segera aku lipat mukena dan sajadahku kemudian bersiap-siap untuk pergi ke rumah Cheryn.
Aku pergi lewat jalan yang dulu sering kami lewati dengan penuh canda tawa.
“Emmmh…sekarang Cheryn seperti apa ya,…pasti dia sudah bisa mencapai target yang dia inginkan (body Ester Suwito)”, gumamku dalam hati.
Akhirnya aku sampai juga di rumah Cheryn. Setelah aku parkir kendaraanku, aku langsung ketuk pintu rumah Cheryn. Rumah itu masih tetap seperti dulu, sederhana, mencerminkan seisi rumah itu. Tak lama kemudian seorang wanita tua membuka pintu rumah itu untukku. Mami, begitu Cheryn menyebutnya, beliau adalah ibunda Cheryn. Mami menyuruhku untuk langsung ke kamar Cheryn.
Aku langsung buka pintu kamar Cheryn tanpa mengetuk dulu.  
“Templuuuk!!!”, sapaku dengan penuh rasa rindu.  Templuk adalah panggilan sayangku untuk Cheryn. Cheryn yang sedang bermain Tarot langsung berdiri dan memelukku erat. 
“Nong, kamu ke mana aja, kamu baik-baik aja kan?”, tanya Cheryn beruntun.
Nong adalah panggilan sayang Cheryn untukku. Belum sempat aku menjawab pertanyaan itu, Cheryn sudah bicara lagi bahkan dia mengejekku,
“Knapa kamu tak pakai poni lagi,Nong? Haha…makin kelihatan nonong itu jidatmu…”.
Tak mau kalah dengannya, akupun membalas ejekkannya. Sambil meliriknya aku berkata,
” Aku pikir dirimu sudah jadi Ester Suwito ke dua”.
“Hahahahaha…”, tawa kami berdua.
Cheryn memang tampak lebih subur.
“Biasa,…stress!”, ucap Cheryn disela-sela tawa kami.
Ketika membereskan kartu Tarotnya, jepit rambut Cheryn terlepas, ternyata rambutnya lumayan panjang untuk ukuran Cheryn yang selalu memotong pendek rambutnya.
“Wah, ada yang berubah nih, tumben banget mau panjangin rambut”, sindirku.
“He’euh nih aku pengen berubah jadi lebih baik”, ucap Cheryn sambil duduk di atas tempat tidurnya.
Cheryn juga kelihatan sedikit pendiam dari biasanya. Waktu menunjukkan pukul 15.02 wib, terdengar suara adzan tanda waktunya shalat ashar.
“Nong, aku shalat dulu, ya. Kamu jangan pulang dulu, aku mau curhat. Kamu shalat di sini aja”, pinta Cheryn dengan nada datar dan penuh harap.
Cukup banyak perubahan yang Cheryn lakukan terhadap dirinya setelah kebodohan-kebodohan yang ia lakukan selama ini. Cheryn benar-benar ingin berubah seperti sejatinya seorang Cheryn beberapa tahun silam sebelum dia frustasi karena putus dengan Yogasara, kekasihnya yang saat ini ikut pendidikan di AKMIL.
 Tak sadar airmataku mengalir, aku terharu lihat usaha Cheryn saat ini. Tiba-tiba selembar kertas putih yang halus dan lembut, ada dihadapanku,di depan mataku.
“Nih tissue, lap tuh airmata. Ada apa sih Nong jadi lemah gitu?”, tanya Cheryn.
“Emmmmh,…ada apa ya,…sudah gantian aku yang shalat, keburu habis waktu ashar”, jawabku seraya menghindar dari pertanyaannya.
 Setelah selesai shalat, aku kembali ke kamar Cheryn. Terlihat olehku Cheryn yang sedang mengalungkan tasbih di lehernya. Entah sejak kapan Cheryn melakukan hal itu.
“Misi mbah dukun,…” godaku.
“Enak aja Mbah dukun,…!”, timpalnya.
Setelah itu Cheryn mulai curhat.
“Nong,…apa aku ini kelihatan jalang dan liar banget, ya?”, Cheryn mengawali curhatnya.
“Jujur aja, sekarang ini aku sering banget ketemu laki-laki yang negthink (negative thinking) ke aku. Ya,…kamu tau sendiri gimana aku. Gampang akrab sama orang, tapi bukan berarti aku juga gampang untuk hal yang lain.”
Cerita Cheryn tentang pandangan orang terhadapnya.
“Nah, kamu merasa seperti itu apa tidak?”, tanyaku.
“Coba deh Pluuk , koreksi dirimu dulu. Kenapa mereka sampai berpandangan begitu, jangan langsung kesel gitu.”, imbuhku sambil meredam kekesalannya.
Sambil mengusap airmatanya Cheryn berkata dan melanjutkan curhatnya,
”Memang aku juga salah, aku frustasi dan aku merusak diriku sendiri. Tapi itu di luar kesadaranku dan aku juga tak mau terus seperti itu. Apa aku tak boleh berkeinginan jadi lebih baik? Bagaimanapun aku tetap punya kodrat yang sama dengan wanita pada umumnya, aku pengen jadi wanita yang sempurna dan sukses. Aku juga pengen punya kekasih yang benar-benar tulus mengasihiku apa adanya aku, bukan sekedar ucapan dan nafsu belaka.”
“Ya,…sabar donk Pluuk, istighfar. Sebut nama Allah SWT, pujilah Dia dan mohonlah ampunan juga petunjuk-Nya. Lakukanlah itu, dimanapun dan kapanpun. Karena hanya itu satu-satunya cara yang paling ampuh untuk mengatasi segala masalah yang sedang kita hadapi”, kataku lirih seraya menenangkan Cheryn.
Tampaknya Cheryn sangat rapuh. Dia benar-benar butuh seseorang yang bisa menjadi tempatnya mengadu dan berbagi dalam suka maupun duka. Sangat rawan untuk Cheryn menjalin hubungan kasih yang baru lagi. Selain sedang rapuh, Cheryn punya sifat kasih yang besar, apalagi jika seseorang itu sampai utarakan ‘keseriusan’ yang palsu plus acting memelas, pasti Cheryn jadi luluh.
“Mmmmh…Pluuk, kenapa kamu tak coba untuk sharing dengan kakakmu?”,tanyaku.
“Kakakku,…? Nong, aku dan kakakku itu kurang akrab bahkan kami jarang akur. Itu terjadi sejak kecil. Itulah kenapa aku lebih suka main dengan laki-laki apalagi yang lebih tua. Aku juga butuh perhatian seorang kakak. Kenyang aku dapet tangan dan kakinya”, jelas Cheryn sedih.
 “Mmmmh,… ya sudah tak usah sedih begitu. Tenang ya, semua pasti akan baik-baik aja kok…! Oh ya, aku dengar kamu jadian sama member gym  yang namanya Odi atau siapa ya,,,…aku lupa…bagaimana ceritanya?”, tanyaku seolah mengalihkan pembicaraan  tentang kakaknya.
“Odi siapa ya, Nong?...Mungkin Ogie yang kamu maksud. Aku sudah putus tapi jujur aku katakan kalau sampai detik ini dan entah sampai kapan, aku masih mengharapkannya, aku sangat menyayangi dan mengasihinya. Belum ada yang bisa gantikan Ogie di pikiran dan hatiku. Dia tak hanya kekasih, dia kakak, ayah, teman dan sahabat untukku. Dia selalu ada untukku. Walaupun hubungan kami hanya berjalan setahun tapi aku merasa lebih dari itu, aku merasa sudah bersamanya sejak kecil. Itu sebabnya aku benar-benar merasa sangat, sangat, sangat kehilangan Ogie. Dia mengajariku banyak hal, dia tak pernah kasar padaku sedikitpun  sampai pada waktu ia mengakhiri hubungan kami. Dan setelah semua berakhir, aku merasakan tangis hati bahkan kekosongan jiwa. Kalo Ogie kangen aku, dia selalu menatap langit tiap malam untuk mencari kerlip bintang dan bulan, lalu berdoa untukku sambil mengingatku, memohonkan keselamatan serta kebahagiaan untukku. Ya, semua terjadi karena kami beda keyakinan. Walaupun begitu kami masih berkomunikasi tapi sekarang kami benar-benar tak ada komunikasi lagi, mungkin karena dia coba menghormati kekasih barunya. Dan yang pasti semua itu karena ia sempat mendengar kabar tentang rencana pernikahanku seseorang”, kenang Cheryn tentang mantan kekasihnya yang sampai saat ini masih ia sayangi.
“Sudahlah , kamu harus bisa relakan dia. Ingat ya Pluuk, bahwa kita ini manusia biasa, kita ini tidak punya apa-apa kecuali karena kehendak Allah SWT. Ogie bukan milik kamu, bukan kamu yang menciptakannya jadi kamu tak punya hak atas dirinya kecuali Allah SWT menghendaki Ogie jadi milikmu. Subhannallah, aku bangga padamu. Seusiamu ini, kamu sudah mendapat banyak karunia dan rizqi yang tersembunyi. Cheryn, sabar dan berserah diri pada-Nya, yakinlah atas keadilan-Nya atas semua ujian yang kamu terima dan jalani selama ini. Pada saatnya nanti, kamu akan lihat keindahan dan kebahagiaan yang selama ini kamu cari sebagai wujud nilai atau hasil ujian yang kamu tempuh. Resah, cemas, gelisah atau bersedih  hanya akan membuat apa yang tersembunyi akan semakin sulit kamu temukan. Andai ada berbagai macam warna yang indah, kemudian hitam menutupnya, apa warna yang indah itu masih tampak? Coba putih yang menutupnya, pasti tak akan banyak pengaruhnya. Ya kan? Itu sama halnya kalau kamu sedih, sekelilingmu pasti terlihat sedih tapi kalau kamu ceria sekelilingmupun terlihat ceria”, jelasku sambil menguatkan hati Cheryn.
“Tapi Nong, apa aku masih bisa jadi muslimah yang baik? Aku banyak melakukan kesalahan bahkan dosa besar. Masa laluku hitam, kelam dan gelap. Sangat hina dan kotor. Nong, jelasin dan ajari aku, bagaimana cara menjadi wanita sempurna dan muslimah yang baik…!”, pinta Cheryn padaku dengan penuh harap.
Sambil kuusap airmatanya yang tak henti mengalir, aku coba menjelaskan apa yang ia pinta tadi,
”Tak ada yang tak bisa kalau Allah SWT sudah berkehendak. Masa lalu itu sudah lewat. Selama kamu benar-benar pasrah, berserah diri, bertaubat dan mohon ampun atas semua salah dan dosa yang sudah kamu perbuat serta berjanji untuk meninggalkannya atau tak mengulangi lagi. Allah SWT itu Maha Pengampun, Dia itu Maha Esa lagi Maha Agung, itu artinya Allah SWT juga memiliki segala sifat termasuk mengampuni dan memaafkan makhluk-Nya. Kamu juga jangan terlalu merasa rendah diri di hadapanku, cukup pada Allah SWT saja kamu rendahkan dirimu. Aku juga tak merasa sebagai muslimah yang baik tapi berusaha menjadi baik. Lagipula hanya Allah SWT yang bisa melihat hina dan kotornya manusia. Di mata Allah SWT manusia itu sama dan sempurna walaupun ia lahir dengan mata yang buta atau bibir yang sumbing, ia tetap sempurna. Apalagi kamu yang tidak buta dan sumbing. Itu tandanya kamu sudah sempurna. Hanya didunia ini dan hanya manusia yang mengubah konsep kesempurnaan itu. Tapi memang tak sesempurna Allah SWT. Sempurna atau tidak itu tergantung cara kamu menjalani kehidupanmu, juga caramu menyeimbangkan antara pikiran, perasaan dan tingkah lakumu. Kamu pengen jadi wanita sempurna seperti apa lagi sih? Tangan dan kaki lengkap, mata sepasang,hidung dan mulut juga ada, lengkap semua kok,…! Ouwh,…mmmh…ya aku paham sekarang. Selama ini kamu selalu kagum pada Saskia Vina kan? Dia cantik, anggun, rambutnya panjang dan indah. Dia juga cerdas,pintar serta rajin. Muslimah yang baik, rajin shalat dan mengaji. Begitu kan?”.
“Ah,…kamu ini mau nasehatin atau mau meledekku?”, ucap Cheryn sambil tersenyum malu.
 “Nah, gitu…Senyum, dari tadi kenapa. Inget ya, mulai saat ini hatimu  harus kuat, isi dengan iman biar tambah kuat lagi. Seperti tubuhmu yang ‘sterek’ dan macho itu. Ya… kita belajar menata hati dulu baru menata hidup. Mulailah segala sesuatu dengan niat baik dari hati terdalam yang penuh suka cita dan terima dengan suka cita juga semua hasilnya entah baik atau buruk. Positive thinking and positive feelling aja.  Ok, wanita perkasaku, Templuukku?”, pinta dan harapku padanya sambil gemesin plus cubit pipinya .
“Hahahahahaha……”,tawa kami bersama-sama.
“Up’s,…sebagai wanita dan muslimah itu tidak boleh tertawa berlebihan”, ucap Cheryn mengingatkan.
Tanpa terasa hari mulai petang.
“Astaghfirullah,…sudah hampir maghrib. Aku harus pulang karena Bunda di rumah sendirian. Cheryn, aku pulang dulu, ingat pesanku tadi ya…!”, pamitku.
Sebelum keluar dari kamar, Cheryn memberikan buku kecil dan memintaku membaca buku itu di rumah. Cheryn mengantarku sampai teras depan rumahnya.
“Assalammualaikum”, salamku sebelum mulai perjalanan pulang.
”Wa’alaikummussallam, tengkyu ya Nong…!”, Cheryn menjawab salamku.
Dalam perjalanan pulang, tak henti-hentinya aku terus mengucapkan syukur atas semua perubahan Cheryn.  Ternyata Allah SWT selalu dengar setiap doaku juga doa semua hamba-Nya. Benar-benar sebuah  karunia yang tersembunyi di dalam kerapuhan seorang Cheryn…
Sangat indah seperti kalimat yang Cheryn tulis di beberapa lembar buku kecil itu. Kalimat sederhana  yang memiliki arti besar baginya…Kalimat yang juga membantu dan memberinya semangat untuk mencoba perubahan menjadi lebih baik.

-Dalam hidup, jika ingin mencapai yang baik maka kita harus melewati jalan yang terang atau sangat terang karena jalan yang redup tak segan-segan membawa kita dalam kegelapan
- Jangan melihat kebelakang dengan spion masa lalu atau melongok ke depan dengan teropong masa mendatang karena sebuah kenyataan itu adalah hari ini
-Hakikat kehidupan adalah ketika dapat mencintai, merasa iba hati dan dapat marasakan kedukaan seseorang
-Do’a akan dikabulkan apabila kita tidak memikirkan terkabul atau tidak terkabul
-Saat berada dalam suatu masalah hidup, jangan pernah berkata bahwa Tuhan tengah mencoba kita karena sesungguhnya masalah itu datang dari diri kita sendiri
-Kesempurnaan itu berasal dari kekurangan-kekurangan
-Kesabaran tertinggi ialah ketika kita mampu tersenyum pada seseorang yang menyakiti kita
-Manusia yang luar biasa adalah manusia yang sederhana
-Hidup yang paling indah sebenarnya ialah hidup tanpa judul
-Cinta tak bersyarat itu ketika dengan setia mencintai tanpa mengharap apa-apa
 (mengutip buku”Membangunkan raksasa tidur dalam diri kita”, Herry Tjahjono)
-Manusia diciptakan sempurna(normal), hanya perasaan/hatinya sendiri yang membuatnya jadi tak sempurna(normal). Bagaimana bisa mengatur hidup jika tak mampu mengatur perasaan/hatinya?....
-Harus ada semangat untuk menuju sempurna atau balance
-Hidup itu mengalir.’Nyadhong’ rejeki dari Tuhan yang kadang bukan materi dan shalat bukan untuk cari materi
-Hormat pada ‘ORTU’ itu jauh lebih membanggakan di mata Tuhan
-Bukan belajar hidup susah tapi hidup yang bener dan bermanfaat bagi masyarakat   
(sms Adipati Sorso, 06082008)

Selain kalimat-kalimat yang menjadi kalimat bijak untuknya, Cheryn juga mencoba menulis di atas kertas hitam seolah membuktikan bahwa dirinya sedang berusaha keras untuk membersihkan ‘debu-debu’ tebal yang selama ini tak pernah ia hiraukan.

Nong, aku cuma ingin kamu tau bahwa saat ini aku benar-benar berusaha berubah jadi anak yang lebih baik. Beberapa waktu terakhir ini aku merasa diingatkan atas apa yang telah aku perbuat dan aku lakukan di masa laluku. Aku juga diingatkan pada ‘perjanjian dalam doa’. Aku takut bahkan sangat takut, mereka selalu mengejarku ke manapun aku pergi. Badanku jadi lemas, belum lagi dengan penyakitku yang makin hari makin tak karuan. Saat itu aku masih bandel, terus saja memikirkan impianku tuk jadi sukses sebagai bukti pada mereka (yang meremehkanku) bahwa aku bisa sukses dan jadi lebih baik tanpa mereka. Ternyata tak satupun ada ujung jalan yang terang dan terbuka lebar. Semakin lama semua semakin gelap dan jadi sempit dan buntu. Berkali-kali aku mencoba mencari jalan lain namun hasilnya selalu sama, gelap dan buntu. Tak ku dapati hasil dari usahaku tadi walaupun doa selalu terucap olehku. Aku menangis bathin setiap hari. Aku semakin takut tidak bisa mendapat impianku tadi. Terpuruk semakin dalam akhirnya aku menyerah dan memilih untuk tak melakukan apa-apa. Hampir setiap hari aku selalu di rumah bahkan jarang keluar kamar. Bertanya pada diriku tentang apa yang sedang ku alami saat ini tapi semakin aku bertanya semakin tak ada jawaban. Seketika aku diam dan aku dengar suara-suara bahkan terlihat semua yang menyebabkan aku terpuruk, sedih dan sakit. Ternyata sebagai wanita yang diciptakan sempurna oleh Allah SWT, aku sudah terlalu “tuli” karena tak pernah mau dengar suara-suara dari sekitar, aku malah menganggap mereka sok ngatur dan sok tau tentang diriku. Aku semakin jadi “tuli”, toh “ketulianku” tak merugikan mereka dan aku tidak macam-macam. Tak sadar ternyata semua itu sama halnya ketika seseorang mencoba menggunakan narkoba. Terseret pada ketergantungan yang menyesatkan. Selain “ketulian” tadi, sebagai muslimah yang baik, akupun mem’buta”kan mataku sendiri. Aku melakukan hal yang jadi dosa besar padahal aku tau akan hal itu. Sering juga ‘ku lakukan hal bodoh ketika aku dalam masalah, aku tak mau coba diam dan alihkan pandanganku pada yang terang serta sering menyalahkan orang lain. Seperti saat putus dengan pacarku, aku selalu coba bunuh diri. Tapi,,,saat ini aku sadar dan sangat menyesal atas semuanya, aku tak mau menambah kedhalimanku lagi… Aku hanya ingin tenang dan berserah diri.


Seharusnya aku diam, pasrah dan berdoa saat aku dalam masalah agar temukan solusi terbaik karena sebenarnya solusi itu tidak akan ada di luar sana, solusi itu hanya ada dalam diriku, dalam hatiku yang terdalam bukan dengan menelan obat-obatan tanpa aturan, menyayat-nyayat tanganku, menangis-nangis juga meronta-ronta atau pergi ke tempat hiburan.
Seharusnya aku mendengarkan dan menerima suara-suara itu dengan senyuman bukan mengecam dengan perasaan kesal.
Seharusnya aku memaafkan dan tetap senyum serta tak perlu mencoba mencari kesuksesanku hanya untuk membuktikan pada yang meremehkanku karena semakin aku mencari, kesuksesan yang sebenarnya sudah di depan mata malah sembunyi dan hal itu akan membawaku dalam kebingunganku sendiri.
Seharusnya aku jalani hidup seperti air mengalir (porsiku) dan tidak membuat lekukan-lekukan pada jalan di mana air itu mengalir karena sebenarnya air itu mengalir lurus dan tenang.
Wanita sempurna dan baik  itu bukan karena ia cantik, langsing, kaya, sukses akan tetapi karena ia memiliki hati nurani yang bersih. Ya sempurna itu sederhana…
Nong,…saat ini aku berusaha belajar dari apa yang sudah aku sadari tadi, perbaiki semua kesalahan, mencoba untuk tak menoleh atau melihat ke belakang apalagi untuk melihat pahitnya hubunganku dengan kakakku yang jadi goresan luka sangat dalam dan berbekas. Luka yang sampai saat ini, detik ini sangat sulit terobati sehingga kotori juga halangi pintu dan jendela hatiku. Membuat Allah SWT tak bisa melihat apalagi singgah dan tinggal di dalamnya. Aku harus mau, mampu dan sanggup memaafkannya. Toh kakakku adalah hartaku juga setelah orangtuaku dan aku menyayanginya. Selain itu, aku juga akan selalu lindungi adik angkatku, Neny. Dia membuatku merasa tak kesepian. Dia membuatku lebih bisa mengontrol emosiku juga egoku dan dia adalah hadiah dari Allah SWT untukku yang selama ini pengen punya adek cewek. Hanya saja dia hadir saat aku belum mampu memberinya sesuatu yang lebih kecuali kasih sayang. Mereka(masalah) semua telah membantuku mendapatkan guru terbaikku, obatku, kekasihku, sahabatku, temanku dan juga cahayaku disaat aku tak bisa mendapatkannya dalam dunia nyata. Sekarang aku cuma pengen diam dan tertuju pada Allah SWT yang sebenarnya telah ciptakanku dengan sempurna agar jadi orang yang baik. Nong, aku juga bersyukur karena Allah SWT tlah pertemukanku denganmu, teman yang mau berbagi denganku dan memberiku semangat dalam hari-hariku walaupun (sampai saat aku menulis surat ini) aku tak pernah melihat wajahmu yang cantik dan mungil lagi. Kamu adalah wanita dan sahabat yang baik, aku beharap kamu mau mengajariku menjadi wanita baik. Tqiuw ya Nong, selalu memotivasi aku dan jadi inspiratorku…
Salam
-Cheryn-


Cheryn sangat bersyukur mendapati segala bentuk persoalan di usianya yang sangat muda dimana teman-temannya masih dibuai keindahan dan kebahagiaan  yang semu. Menikmati kehidupan yang kadang hanya keduniawian. Sementara Cheryn mengalami berbagai hal termasuk yang bersifat spiritual(Laku hidup) yang kadang tak selalu bisa diterima dengan logika. Semoga Allah SWT  selalu menuntunmu, aku dan kita semua yang ada di dunia ini untuk dapat menuju kesempurnaan dan kebaikkan yang seimbang dalam kehidupan serta menjadi berkah juga barokah untuk semua.


RASA PAHIT DAN MASAM
DIARY DEPRESIKU(Last Child)
31 Juli 2011 jam 21:39
malam ini hujan turun lagi,
bersama kenangan yang mungkin luka di hati,
luka yang harusnya dapat terobati,
yang ku harap tiada pernah terjadi,

ku ingat saat ayah pergi dan kami mulai kelapran,
hal yang biasa buat aku hidup di jalanan,
di saat ku belum mengerti arti sebuah perceraian,
yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki,

wajar bila saat ini ku iri pada kalian yang hidup bahagia berkat susana indah dalam rumah,
hal yang selalu aku berikan dengan hidup ku yang kelam,
tiada harga diri agar hidup ku terus bertahan,

mungkin sejenak dapat aku lupakan,
dengan minuman keras yang saat ini ku genggam,
atau menggoreskan kaca di lengan ku,
apapun kan ku lakukan ku ingin lupakan,

namun bila ku muliai sadar dari sisa mabuk semalam,
perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan,
di saat ku telah mengerti betapa indah di cintai,
hal yang tak perah ku dapatkan sejak aku hidup di jalanan,

lagu Last Child yang berjudul DIARY DEPRESIKU cukup membuat saya merenung...
belum lagi menilik fenomena KAWIN-CERAI yang ada dan sepertinya sangat mudah dilakukan tanpa pikir panjang tentang efek psikologis dari sebuah PERCERAIAN bagi pihak-pihak terkait...
terutama anak...

saya sangat menyadari hal itu karena saya berada di sekitarnya...
mungkin mudah bagi mereka yang bercerai merasa aman karena anak-anak mereka ada yang mengasuh (Eyang si anak)...tapi sebagai seorang anak, tak bisa dipungkiri bahwa kelak dalam perkembangan dirinya, ia akan merindukan sebuah keluarga yang terdiri dari keluarga intinya...Kasih sayang dari orang tua biologisnya sangat memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter si anak...

Kasih sayang dan perhatian utuh dari orang tua biologis cukup menjaga anak terjerumus ke hal-hal negatif...atau "mencari kebahagian semu"

karena, bagaimana anak, tergantung dari pola asuh orang tua...Orang Tua adalah PANUTAN

"bercerai berai artinya BENCANA"

"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan mbuat kerusakan d muka bumi & mmutuskan hubungan kkeluargaan? Mereka itulah orang2 yg d laknat oleh Allah SWT  dan d tulikan-Nya telinga mereka dan d butakan-Nya penglihatan mereka.'''


RASA PEDAS
SCHIZOPHRENIA STADIUM AKUT
30 Juli 2011 jam 20:48
Kekasih,...

aku masuk gua lagi
gelap, sunyi
tanpa suara , tanpa kata

HENING...

Kekasih,...

Semakin hari semakin aku mencapai puncak ekstaseku
bagaimana mungkin aku bisa merasa terang dalam gelap dan sunyi?
bagaimana aku menikmati syahdu tanpa suara dan kata?

Aku merasa semakin gila...
schizophrenia mencapai titik stadium akut...

Kekasih,...

bagaimana aku tidak gila?
secangkir kopi pahit terasa nikmat seperti candu
dan itu berhari-hari kunikmati...
setiap pagi dan malamku...

Kekasih,...

Cintamu menjadi Nur pada guaku
Cintamu menjelma bak alunan lagu kedamaian
"dan kau lilin-lilin kecil..."

merenggut seluruh sisi bathinku...

ya, hanya cintamu yang mampu runtuhkan keangkuhanku, kesombonganku, juga arogansiku
menikam ambisi tanpa tepi...

merunduk
tersungkur
dalam serah...

Kekasih, harapku Kau akan selalu kuatkan aku dalam kegoyahanku

TUJUH

I
ANTARA AKU, PAPI DAN AYAHKU
Antara Aku, Papi dan Ayahku
29 Maret 2011 jam 10:48
Me, aku, gue, aink, abdi, kulo...sejak kecil hidup nomaden...berpindah-pindah...hal itu dikarenakan Papiku seorang Militer...cara mendidik Papi sangat keras (gile, g cuma suara yang keras tapi juga pukulannya), ditaktor abis...Sampai sekarang ini, Papi masih bersikap seperti itu...ada hal yang beda, meskipun dia menjadi komandan dan decision maker, dia tetap memperlakukan keluarga inti sama seperti orang lain...ini aku alami ketika aku mengikuti seleksi SMU TARUNA dan Papi menjadi penentu terakhir kelulusan peserta...dalam persaingan itu Papi tidak melihat aku sebagai anaknya tapi sebagai peserta yang harus berjuang mencapai titik kelulusan di tahap pertama...gondok sih , karena aku g diluluskannya...dengan tidak mengurangi rasa hormat, Papi mengatakan Nilai "Adek kan kurang, sportif dan ikuti aturan main donk"...ajib dah...dan perlakuan ini juga terulang lagi saat mendaftar TARUNI AKPOL 2003, aku gagal diadministrasi... Umurku kurang 4 bulan, maklum lulus SMU 17 tahun dan usia yang dibutuhkan 18 tahun, lagi-lagi Papiku berkata "ikuti aturan main, berusaha g ikut2an nyogok!" (aku minta Papiku membayar sejumlah uang agar aku bisa lulus, maksa.com)

"pesan tersirat dari Papi adalah :- persiapan itu penting untuk menjalani proses, yang terpenting adalah kesiapan diri...-awali segalanya dengan kejujuran"

lain koki , lain masakannya...
berbeda penyampaian dengan Papiku, Ayahku (Ayah Kubro), selalu menanamkan padaku untuk berorientasi pada proses bukan pada hasil...karena sesungguhnya sebuah ilmu hanya ada di dalam proses, bukan hasil...Ayah juga mengajariku tuk melihat apa yang aku butuhkan..."sekarang kamu belajar menembak",katanya

Menembak :
Senjata
Peluru
Target / Sasaran tembak

yang semuanya juga kembali pada Persiapan diri...dan seorang penembak jitu, haruslah ia memiliki kesabaran..



ANTARA RUGI DAN UNTUNG
bagi sebagian orang, sakit adalah sebuah musibah
Tapi aku bahagia dengan sakit yang ada padaku
Sakit ini bak petir yang mengingatkanku
Bahwa aku adalah manusia yang penuh kekurangan
Dan sakit ini membuatku hanya memiliki satu keinginan
Yaitu SEMBUH

“kita, manusia, selalu memikirkan apa yang tidak kita miliki. Kita selalu melihat sisi gelap dan mengerikan dalam kehidupan kita, dan tidak melihat sisi cerah dalam kehidupan kita. Kita selalu bersedih atas kekurangan yang kita miliki dan tidak pernah bahagia dengan apa yang ada pada diri kita” (William James, ahli Psikologi Amerika)

“mungkin bagi sebagian orang akan mengatakan bahwa “cobaan” ditujukan bagi orang-orang yang beriman, namun diriku justru merasa bahwa cobaan hadir karena aku belum genap beriman”

(Datanglah angin badai, dan apabila gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung bahaya, maka mereka berdo’a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. QS.Yunus : 22)


ANTARA MENIKAH ATAU SINGLE
Keraguanku berkata :
“apakah aku harus meneruskan niatku untuk menikah? Apa iya aku harus bersanding dengan manusia robot, punya pikiran tapi tak jelas di mana hatinya? Bagaimanapun aku tetap wanita, aku juga membutuhkan perhatian dan kasih sayangnya? Apa jadinya nanti keluarga kami jika komunikasi tak bisa terjalin dengan baik? CINTA itu TAK PEDULI?”
(“Sesungguhnya kami khawatir bahwa ia akan segera menyiksa kami akan bertambah melampaui batas” QS.Thaha : 45)

Keyakinanku mencoba  merangkulnya, memeluk si ragu dan berkata :
“ragu, tiada guna menyesali semua yang sudah menjadi keputusanmu…seharusnya kau terbang saat keputusan masih sebuah pilihan…menyatulah…masih ada harapan bersamaku…berpeganglah padaku,ragu…percayalah dan berprasangkalah baik padaNYA…semua ini membentukmu lebih baik dari pada hari kemarin.”
(“Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kalian berdua, Aku mendengar dan melihat” QS.Thaha : 46)



II

DI HOTEL
terdiam bersama bulir-bulir airmata di ruangan yang singup, sekitar 4x5, berjejeran dan bersebelahan dengan ruang-ruang yang sama, satu kotak TV dengan suara yang pecah alias kemresek.

"Tidakkah kau memiliki sepasang telinga dan sepasang mata?
mengapa kau tidak mendengar ucap dan pintaku?
tak juga kau lihat air mata yang kian deras, membentuk anak sungai di pipiku
kau halal untuk ku bunuh, Rengga!
tapi Sang Nabi telah berpesan, jadilah kau orang-orang yang dibunuh bukan membunuh"



DI RUMAH TUHAN
jauh dalam diam..hanya bisa kugapai melalui diamku, heningku. mengosongkan pikiranku dari hal-hal yang menjauhkanku dari tempat IA bersemayam.
aku mencoba menyiapkan 2 telingaku tuk mendengar suara yang berasal dari kedalaman, yang selama ini tak bisa kudengar karena diriku terlalu sibuk dengan kebisingan-kebisingan dunia.
Di dalam ini membuatku teduh..

NIKAH itu IBADAH
oleh Naufa Jauza Aliya pada 29 Juli 2011 jam 5:11
bagaimana aku harus hidup bersama manusia yang terpisah antara raga dan jiwanya?

seperti berada di sisi MAYAT HIDUP...

maaf, aku tak akan menikah dengan manusia yang hanya sekedar memenuhi ruang eternya...

aku manusia , memiliki cipta rasa dan karsa...

bagiku Nikah adalah keindahan tersendiri

salah satu komponen peribadatan dan sakral

bukan hanya sebagai wujud PERTANGGUNG JAWABAN saja tapi TOTALITAS penghambaan pada SANG PENCIPTA




DI BUNKER LAWAS
tempat ini tak seperti tempat nongkrong anak-anak muda biasanya... hanya ada ruangan berisi meja kerja, faximile, tumpukan file-file dokumen, dan kursi. di luar ruangan ada bale-bale kecil, tempat cuci piring, kamar mandi, tumpukan triplek. di sinilah aku memulai perenungan-perenunganku tentang hidupku selama ini..

RENUNGAN SANG ANAK
oleh Naufa Jauza Aliya pada 17 Juli 2009 jam 20:18

Mungkin tempat itu bisa memberiku MATERI tapi aku tak bisa menatap kedua ORANG TUA-ku...bahkan untuk berbaring ketika aku sakitpun aku tak bisa...

Beda dengan tempat ini yang hanya memberiku minuman Kopi dan geLas-geLas kotor untuk ku cuci tapi tempat ini seLaLu mengarahkan tatapanku pada kedua ORANG TUA-ku dan menyuruhku berbaring 'tuk redakan sakitku...dan aku merasa KAYA di sini....


ada apa denganku???
Renungan Sang Anak
oleh Naufa Jauza Aliya pada 16 Juli 2009 jam 5:17

Disana aku melihatmu,malam,dan engkau melihatku.Engkau adalah ayah buatku.Meskipun aku takut padamu,dalam mimpiku aku adalah anakmu.Kerudung kegelapan dipindahkan di antara kita dan kerudung keraguan serta dugaan disobek dari muka kita.Engkau memberitahuku rahasia keinginanmu,dan aku memberitahumu dengan terus terang harapan dan keinginan.Akhirnya gangguanmu diubah menjadi sebuah lagu yang lebih manis dari pada bisikan bunga-bunga.KETAKUTANKU menjadi PERSAHABATAN yang lebih indah dari bahaya yang lebih menikam.Engkau membawaku kepadamu dan mendudukanku di atas pundakmu.Engkau mengajari mataku untuk melihat dan telingaku untuk mendengar serta bibirku untuk bicara.Engkau mengajari HATIKU UNTUK MENCINTAI SESUATU YANG DIBENCI MANUSIA dan MEMBENCI SESUATU YANG TIDAK DIBENCI MANUSIA..(khalil gibran),,
SEPERTI INILAH AKU MENCINTAIMU
DELAPAN

TENTANG TUHAN
BLACK COFFEE
04 Mei 2010 jam 20:01
ILMU...

Mungkin saja semua harta akan terkuras habis untuk membeli 1 pokok bahasan ILMU dalam satu waktu tapi 1 pokok bahasan ILMU tak akan habis meski dibelanjakan dengan cuma-cuma...

PERILAKU/BUAH TUTUR / KEMBANG LAMBE...

Manusia mati meninggalkan nama, sedangkan nama yang tertinggal itu ada karena buah tutur / ucapan/ perilaku yang baik dan bermakna.

hidup itu bukan stagnasi...bukan hanya berdo'a dan berdo'a saja tanpa
ada gerakan sebagai implementasi atau aplikasi dari do’a yang disebut
USAHA...
TUHAN
oleh Naufa Jauza Aliya pada 04 Mei 2010 jam 19:43

Tuhan itu ADA
ADA
ADA
ADA
Esensi kehidupan
Dekat urat leher
Di BELAKANG-mu
Di BELAKANG-ku
Dalam nafas
Dalam isak tangis penyesalan kita
Dalam do’a
Dalam mantra
Dalam cinta dan kasih sayang
Di untaian rasa syukur kita
Bersama MAAF dan TERIMA KASIH kita
Tapi DIA menjauh
TIADA dekat
TIADA dekat
TIADA dekat
Dari kata-kata “AH”
Umpatan-umpatan kasar yang menyakitkan
Dari amarah dan ke-aku-an
Dari sesuatu yang bodoh, tak berguna, dan berlebihan
Tuhan
Di antara ADA dan TIADA
Di keteraturan hidup kita


*) – pengetahuan tentang TUHAN bisa berbeda bagi setiap manusia, dan seseorang tak dapat memaksakan keyakinan kepada orang lain. (Khalil Gibran)

TENTANG SAKIT
Tentang Sakit
oleh Naufa Jauza Aliya pada 23 Maret 2010 jam 13:49

Dan mungkin ada benarnya kata Khalil Gibran ;
Even as stone of the fruit must break, that its heart may stand in the sun, so must you know pain...
Hanya sebuah pemahaman
Rasa sakit itu tak lain karena diri sendiri yang memilih...
Terngiang kata Pak Bey Harahap dgn logat Bataknya ;
Seperti kau membuat adonan kue, MERATA...
Ini HAKIKAT kehidupan...
Dan tuturan Mbah Wiro Kribo Genk ;
Berobatlah jika kau sakit...
Dalam hidup tak melulu nikmat itu ENAK...TIDAK ENAK pun nikmat...
Jika kau percaya padaNYA...
Jika kau percaya semua hanya sementara...
Tak akan terjadi apa-apa yang menakutkan sekalipun kau sakit PARAH...
Yang selalu ku katakan pada Ibuku, " Tenanglah, Mi, tak akan terjadi apa-apa padaku. Dan jika aku harus pergi karena sakitku, itu bukan karena aku ingin meninggalkan Mami tapi memang kontrak kerjaku di dunia sudah habis.Dan saat ini aku masih NORMAL.Aku tetap bisa TERSENYUM, aku bisa berfikir, aku bisa melayani pembeli, aku bisa Bernyanyi.Dan aku BAHAGIA."

Hanya Proses Pembelajaran Hidup...

Dan bersamaNYA menjadi Dokter Pribadiku,
dengan keyakinanku aku berkata " SEMUA BAIK-BAIK SAJA "

Nothing that realy scared, When You Say Nothing At All...

'OJO KAGETAN lan OJO GUMUNAN'

sakit ini tak tertahankan..kepalaku kejang serasa saraf-saraf di otakku tegang, ingin membenturkannya ke tembok hingga sakit ini pergi..sakit yang tak terasa sakit lagi..
aku jengah menjamah obat-obatan yang kini masih tersisa dalam tas kresek putih di laci meja riasku dan diminum bila perlu saja..kenapa aku tidak mati saja?hidup pesakitan tiada guna seperti ini, hanya merepotkan orang lain..
aku enggan bertemu dengan dokter yang tidak nampak seperti dokter, yang terakhir aku melihatnya di bangsalku saat aku terkulai lemas ditemani botol cairan infus..ia masuk mengenakan kemeja lengan panjang dan sesuai dugaanku, dia adalah psikiater yang ditugaskan oleh dokter yang menanganiku, November 2011..dia mewawancaraiku sejenak dan menawariku obat untuk merubah moodku agar aku lebih baik..dan seperti biasa, obat diminum bila perlu saja..ya bila perlu saja..

TENTANG SEMESTA
SEMESTA KITAB RAKSASA
oleh Naufa Jauza Aliya pada 19 Januari 2010 jam 19:44

Tercipta untuk manusia
Bahan pengkajian, bukan bahan perdebatan apalagi bahan perdagangan
Bukan kotak atau pembatas kelompok tertentu
Petunjuk kehidupan
Tongkat si Buta berjalan ke arah tujuan
Untukku juga untukmu, dia, mereka dan kalian
Obat mata dan hati
Pelepas dahaga
Sebuah peta kehidupan
Undang-undang yang berisi hukum
Yang diberlakukan suatu hari nanti
Terdapat ayat, tersusun rapi dalam tiap barisnya juga ada yang terurai bebas, lepas di alam semesta
Di jagad raya ini
tentang Manusia, Binatang, Syaithan, Jin, Malaikat, Tata surya, Gunung, Angin, Pohon, Surga, Neraka, Bencana, Kenikmatan, Kelahiran, Kematian, Hujan, Kemarau, Sungai, juga Laut
Jadi satu dalam titah dan kehendakNYA; Allah, Tuhan, Sang Pencipta
terus berputar dalam Siang dan Malam
kehidupan………
Tercipta bukan tanpa tujuan
Dalam wadah yang sama
Tak sama dalam wujud, ruang, dan waktu
Bacalah...!


TENTANG KARIER
setelah cita-citaku kandas karena Papiku tak menyetujuiku kuliah di KEDOKTERAN dengan alasan tak cukup dana dan sifat pembosanku, aku menyerahkan semua keadaanku pada Tuhan...terserah Tuhan ingin aku menjadi apa..sedikit kecewa memang tapi sekali lagi, takdir hidupku dan segalanya berjalan atas kuasaNYA..so far, aku hanya membuka konsultasi via TAROT..aku belajar psikologi dari buku-buku koleksiku..dan sempat menjalani sebagai seorang kuli tinta


TENTANG IBU DAN WANITA
Ibu, Diriku, dan Wanita (di mataku)
oleh Naufa Jauza Aliya pada 05 Januari 2010 jam 11:50


Ibu adalah wanita
Duniaku dan dunia para gadis kelak
Ibu adalah bumi yang mengeluarkan keindahan-keindahan dari dalamnya
Ibu adalah wanita
Ibu adalah Pelayan Tuhan
So, wanita dan aku adalah Pelayan Tuhan
Begitu istimewanya...
Tapi ingat,...!
Keistimewaan itu tak lebih untuk menghiasi dunia
Mengangkat derajat dan martabat dunia dengan keanggunannya,
Lembut dan halus tutur katanya
Ketaatan pada seseorang yang jadi pendampingnya kelak,
Belai mesra untuk buah hatinya
Dan...
Kehangatan kasihnya yang menyimpan buluh-buluh kerelaan, ketulusan, juga
keikhlasan dalam menerima kodrati dirinya di setiap hari sampai akhir hayatnya

TENTANG KERENDAHAN HATI
Padang Pariaman
Desember 2009 jam 20:14

Sejatine Padang iku Pariaman

nanging ora ono menungso sing aman urip ning kono
kecuali 'Pari'..

Mung 'Pari' thok sing aman ning kono..

Jarene koncoku pas guyonan..
Njur aku takon, " Lha yen menungso sing urip ning kono arep aman kudu piye? "

Njur koncoku njawab, " yo kudu dadi 'Pari' sek noh , ben aman "

Pari iku ndungkluk ora ndangak..

SEMBILAN


...PESANMU DAN PESANKU...
oleh Naufa Jauza Aliya pada 26 Agustus 2010 jam 8:54
tertata rapi huruf-huruf itu, di antara pesanmu dan pesanku

" di saat bunga ini mulai layu...
seseorang telah menyiraminya kembali...
akankah bunga ini akan kembali tumbuh dan mengeluarkan wangi
yang membuatku mengerti arti KEHIDUPAN?" , katamu dalam lembut tuturmu...

" bila kau bisa melihat bunga itu mekar, biarlah ia mekar...
tapi tak ada mekar tanpa layu...
dan bila tiba saatnya layu, biarlah ia layu, mengering bahkan mati...
itulah kehidupannya!
Apa kau memperhatikan alurnya?
Samakah dengan alur manusia?
Hidup-senang-susah-sedih-bahagia-sehat-sakit-kaya-miskin-muda-tua-Mati?
Qadha, Qadar, Kodrat? ", sedikit tarian kataku...


PESAN TUHAN
AKU ada di kesederhanaan, kerendahan hati dan kedamaian dalam dirimu
kau akan mendengarKU jika kau punya sedikit waktu untuk hening
sejenak
dekati AKU dengan harum nafasmu
keindahan budi pekertimu

AKU ada di dalammu
AKU lah yang diam namun selalu memberimu kekuatan kala kau terjatuh dan mencoba bangkit
AKU lah yang tak terlihat yang selalu melihatmu, bergerak saat mendengar do'amu tanpa sepatah suara pun

AKU yang selalu mendukungmu meski kau sendiri dan kau tak pernah sendiri
kau dan AKU selalu satu



PESAN NAFSU

aku adalah kuda
seharusnya kau menunggangiku
mengarahkanku pada tujuanmu

saat kau hilang kendali,
aku membawa terbang keinginanmu  melesat  dan jatuh menukik
berhati-hatilah bersamaku

kendalikan aku!

SEPULUH



I
HARI BARU

Memulai kehidupan baru
Menutup buku lama yang sudah ku akhiri…
Ini hidup yang sesungguhnya
Kini peran semakin jelas
Tanggung jawab meluas

Buku baru, kini aku mengukir huruf demi huruf tidak lagi dengan kata ‘aku’
Aku bersama dia
Dia orang yang akan ku cintai
Dan aku akan terbiasa mencintainya

Aku yakin sebuah wahyu yang tertulis dalam sebuah Al-Kitab

“Apa yang telah dipersatukan Tuhan tak akan bisa dipisahkan oleh tangan manusia”


Dan aku hanya memiliki tunas-tunas harapan tentang hari esok yang akan lebih baik dari hari kemarin dan aku, aku yakini hal itu ada…

Meski ragaku tak sekuat dulu tapi setidaknya semangat yang tak pernah terucapkan dan juga impian akan terus menguatkanku menghadapi kehidupan baruku…

Bukankah semakin aku berteriak “SEMANGAT”, semakin membuktikan bahwa sebenarnya aku sudah letih?


Do you ever feel like a plastic bag
Drifting through the wind, wanting to start again?
Do you ever feel, feel so paper thin
Like a house of cards, one blow from caving in?

Do you ever feel already buried deep?
Six feet under screams but no one seems to hear a thing
Do you know that there's still a chance for you
'Cause there's a spark in you?

You just gotta ignite the light and let it shine
Just own the night like the 4th of July

'Cause baby, you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go, oh
As you shoot across the sky

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go, oh
You're gonna leave 'em falling down

You don't have to feel like a waste of space
You're original, cannot be replaced
If you only knew what the future holds
After a hurricane comes a rainbow

Maybe you're reason why all the doors are closed
So you could open one that leads you to the perfect road
Like a lightning bolt, your heart will blow
And when it's time, you'll know

You just gotta ignite the light and let it shine
Just own the night like the 4th of July

'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go, oh
As you shoot across the sky

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go, oh
You're gonna leave 'em falling down

Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
It's always been inside of you, you, you
And now it's time to let it through

'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go, oh
As you shoot across the sky

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go, oh
You're gonna leave 'em falling down

Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon


PERNIKAHAN
Juli 2011 jam 21:32
Lagi...!
sore hari di teras rumah bersama secangkir kopi, laptop, asbak, smokie-doggie, dan file-file dekor pelaminan menjadi peran pembantu antara aku dan karibku yang sedang membahas dekorasi pelaminan untuk acara pernikahanku...
karibku iseng "wuk, kamu bener dah siap menikah...atau masih bertanya-tanya dalam hati 'bener g ya'?"
mendengar itu, mukaku berasa tertampar cobek (alas uleg2)...
"ini bukan lagi membuat keputusan tapi sudah masuk dalam menetapkan keputusan...apa pun yang terjadi, harus kamu jalani,wuk...",tambahnya...

karibku emang bukan Kyai atau Ustadz dengan penampilan putih-putih dan berkopiah...hanya anak motor, berpakaian hitam-hitam...tapi dia banyak mengajariku ilmu hidup...bagaimana cara memandang sebuah permasalahan dan mengajariku TETEG dalam Pernikahan

tak hanya itu, sebuah contoh permasalahan dalam sebuah pernikahan yang selama ini sering memicu keretakan rumah tangga dan menyebabkan anak-anak jadi korban BROKEN HOME pun dia urai...

"jangan hanya karena masalah sepele , misal beda selera model sandal memicu keributan hebat hingga akhirnya salah satu dari kalian membuat kesimpulan 'tak ada kecocokan lagi dalam hubungan'...atau yang sering terjadi , masalah 'EKONOMI'...sehingga begitu mudah pasangan berpaling dari ikrar yang sudah diucapkan dengan saksi yang terlihat dan 'tak terlihat'...selagi semua masih bisa dibicarakan, bicarakanlah...dan selalu ingat bagaimana cara kalian menciptakan sebuah pernikahan, ingat prosesnya agar tak mudah menyerah di kemudian hari"
*ingat lah sejarah karena pada sejarah terdapat sebuah kisah perjuangan yang akan membuat kita bertahan dalam suatu keadaan terpahit sekali pun*
*TETEG adalah KEYAKINAN, di mana diri harus bisa menepis semua keraguan yang ada dan tetap pada tujuan*





BAJU BARU
KENAPA NGGA LANGSING LAGI???-MEMBACA BAHASA TUHAN

Agustus 2011 jam 23:53
Aku yang sekarang pasti lebih baik dari yang telah lalu...!

namun aku melepas hal tersebut dari fisik...aku hanya mengikuti kehendakNYA yang memang tak bisa dijankau dengan rasio...et dah bisa gila kali kalau kita menjangkauNYA dengan rasio...

lagi-lagi ini karena pertanyaan Patricia, si gadis manis yang akhir-akhir ini gaul denganku...manis, menarik dan cukup kocak...memancing keluar isi otakku...terkadang sepele tapi jadi perenungan bagi kami berdua...

seperti contoh kasus : "mba, kenapa sekarang kamu berubah secara fisik?g langsing kayak dulu lagi", tanya Patric...

juoooossss bener tuh pertanyaan, bikin saya ihhhhh gemes...dan berasa ketampar ulegan sambel...aiiiih asli bikin saya jadi sabarrr..
tapi mau tak mau pertanyaan itu harus saya jawab dengan benar...agar dia paham...

beginilah jawaban saya : "Pat, dulu waktu saya langsing, saya termasuk wanita yang tidak bisa menjaga diri...tiap hari keluar malem,pake pakaian mini-mini...melihatkan setiap siluet tubuh saya..."

"lha terus emang kenapa dan apa hubungannya dengan tidak bisa menjaga diri?", Patric tanya lagi...

"ya iyya lah, kalau saya pakai pakaian yang mini-mini terus tiba-tiba ada yang mencolek paha saya atau boxy saya bahkan yang lebih tenar dalam pemberitaan... 'saya diperkosa'...apakah saya akan menyalahkan orang lain?...ya...intinya Tuhan sedang menuntun saya ke jalan yang benar dan diridhoiNYA"

*tetep berusaha sehat dan langsing kembali*


"Wolak walike Jaman saiki
Akeh Uwong edan dianggep Kyai
Soyo Edan, sing dho urip bengi
Samsoyo mini, jarene seni"(JAMAN AKHIR-GENK KOBRA)



HATI BARU

00.31 WIB, 031011

Tuhan ampuni aku malam ini…
Aku bersungut-sungut bahkan tak memberi salam pada rizki yang KAU berikan
Aku benar-benar biadab, bejat

Mungkin kata yang terucap sudah begitu banyak
Hingga berbusa mulut ini
Namun ia tak mau mendengar…

Ada baiknya aku diam
Mungkin hal itu akan membuatnya mengerti

Atau dia butuh beberapa kerikil tuk menggelincirkan langkahnya
Dan membuat dirinya tersadar ?

Aku Ingin 'ku Jatuh Cinta
 Juli 2009 jam 22:45

Maaf sebeLumnya ....
Jatuh Cinta yang aku inginkan mungkin tak sama dengan Jatuh Cinta yang orang lain bayangkan


aku ingin Jatuh Cinta pada diriku sendiri...Mengetahui,MengenaLi dan Mencintai apa yang tLah Tuhan berikan untuk Naufa...Bercinta dengan diri sendiri....MenjaLani hidup tanpa TOPENG...Begitu suLit manusia untuk menerima apa yang SEJATI bagi dirinya....Sama susahnya seperti mencairkan bekunya darah daLam sekujur tubuhku


Bagiku apapun yang ada pada diri sendiri sudah begitu muLia...




BERKAH BARU
Berkah Barokah

Desember 2009 jam 20:28
Bicaralah seorang sesepuh kepadaku tentang berkah barokah :
“Tahukah kau tentang berkah yang barokah?”
Kebisuan melanda diriku
Hanya sepasang telinga dan hati yang terbuka jadi suguhan untuknya
Dan aku terus membisu
Mengalun lagi suara yang penuh kesejukkan
Seperti embun di kala fajar yang jatuh pada rerumputan setengah kering
“Berkah yang barokah adalah semua yang mengalir padamu setiap hari,
yang menjadi kehendakNYA untuk jadi manfaat bagimu juga hari-harimu”
Lihatlah sungai mengalir deras, apa saja yang ada dan ikut mengalir
bersama airnya, itulah perumpamaan dari berkah yang barokah
Bisakah sungai itu marah dan berontak dengan apa yang dia terima?
Itulah rasa syukur yang dia persembahkan untuk Sang Pemberi
Bahkan ketika kemarau panjang mendera, terkadang iapun mengering
Namun ia tetap menjadi sungai sampai musim berganti

Renungan Si Genduk
Juli 2009 jam 11:10

Genduk yang saat ini sedang sakit berkata 'Ya Allah,kalau ingat hari ini adaLah jadwalku test lab.,ingin rasanya aku terlelap hingga esok hari...Tapi kesadaran membawa Genduk pada 'rejeki itu tak hanya materi dan apa yang telah Allah berikan wajib disyukuri'...Kemudian Genduk berkata lagi ' Alhamdulillah ya Allah,walaupun hanya sakit yang KAU berikan tapi dengan sakit itu KAU tetap hantarkan aku pada kebaikkanMU yaitu menjadi dokter tanpa harus kuliah Kedokteran'...

II
DEAR MY HUSBAND,
Sekarang aku semakin mengerti bahwa sebuah kebahagian memang menjadi tanggung jawab pribadi…hanya diri sendiri yang bisa membuat dan merasakan bahagia…
Dan untuk menjadi bahagia sangat sederhana…
Memberi dengan bebas seperti saat kita BAB bisa menjadi sebuah kebahagiaan…
Karena memang seharusnya seperti itu lah sikap memberi yang benar…
Memberi dengan harapan akan mendapatkan sebuah balasan yang setimpal hanya membuat sakit…sama seperti Pungguk merindukan Bulan…entah kapan datangnya…
Memberikan cinta pun demikian…
Mencintai secara bebas…
Dan aku akan belajar, berlatih tentang hal itu…
Aku ingin mencintai siapa dan apa pun dengan bebas…
Terutama dirimu, suamiku…
Aku ingin terbiasa mencintaimu meski pun aku harus terluka
Yang jelas aku belajar mencintai dirimu dalam keadaan apa pun dan aku tak ingin membuatmu terluka…
Mungkin terlihat bodoh tapi ya, aku senang melakukan kebodohanku
Dan membiarkan diri terbenam dalam kebodohanku
Menjadi sebatang lilin kecil…mencintai hingga terluka…

Aku mencoba menggambarkan bagaimana bentuk cinta itu…
Namun tak ada yang lebih indah dari serangkaian luka-luka hati dan tetesan air mata
Seperti keringnya bumi yang tersiram basahnya hujan…
Lalu layakkah aku membenarkan banyolan Guru teaterku yang mengatakan “CINTA ADALAH SKETSA LUKA?”

DEAR MY BOSS
THANK YOU , BOSS !!!

Maafkan aku boss karena tak pernah katakan siapa diriku yang sebenarnya…
Itu hanya karena aku ingin mendapat perlakuan yang sama seperti karyawan yang lainnya…
Dan ternyata benar, aku bisa mendapatkannya meski lambat laun aku tak bisa menutupi lagi…
Entah , kau mengetahui atau tidak siapa diriku dan apa yang sedang aku alami saat ini…
Yang jelas, dibalik rasa ketidaksukaanku pada sikapmu yang “terkadang” arogan dan penuh emosional, aku salut padamu…
THANK YOU , BOSS!!!
WITHOUT PRESSURE , I NEVER GROWTH UP…
YOUR PRESSURE MAKE ME WAKE UP AND MORE BETTER , BETTER AND BETTER AGAIN…
Untuk seseorang yang mengalami kondisi gangguan kejiwaan pada tingkat DEPRESI KRONIS dan SCHIZOPHRENIA, mungkin akan tersingkir dari sebuah perkumpulan…
Tapi aku mengalami hal yang lain…selain aku mencoba “MENYETIR” diriku, aku pun mendapat sebuah kepercayaan dari perusahaan yang kau pimpin…

Mungkin jika kelak ada sebuah penghargaan yang diberikan untuk seorang pemimpin perusahaan karena telah menerima orang SCHIZOPHRENIA bekerja di perusahaannya, maka aku akan menjadi saksi atas dirimu…

SESEORANG YANG MENGALAMI SCHIZOPHRENIA BISA SEMBUH, ASALKAN DIRINYA MENDAPAT DUKUNGAN PENUH DARI KELUARGA DAN LINGKUNGAN TEMPAT DIA TINGGAL…

HANYA KEYAKINAN(TOTALITAS) UNTUK SEMBUH DAN TERUS MELATIH DIRI BERPIKIR POSITIF, BERPERASAAN POSITIF, SERTA BERPERILAKU POSITIF YANG AKAN MEMBANTU KESEMBUHAN SCHIZOPHRENIA…(SELF THERAPY)

SESEORANG YANG MENGALAMI SCHIZOPHRENIA HARUS MENGHINDAR DARI KEKOSONGAN HIDUP…



“aku memilih resign dari pekerjaanku sebagai reporter di salah satu TV Lokal daerah Banten, karena tugas yang diberikan sudah melanggar kode etik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara…sekali lagi, karena aku orang Jawa…aku harus menjaga aturan-aturan luhur…bagiku tak mengapa aku dibentak-bentak di depan kawan-kawanku bahkan di depan adik-adik yang sedang PKL, dan aku dituduh tidak punya etika…hanya karena aku mencoba menjelaskan tentang berita VIDEO PORNO yang memang berkas-berkasnya belum masuk ke Kepolisian...aku punya prinsip ‘AKU WARTAWAN TAPI BUKAN BERARTI AKU HARUS SOK WARTAWAN’…Wartawan seharusnya bisa memberikan kontribusi yang baik dalam membangun peradaban…menulis berita yang memiliki nilai membangun bukan hanya sekedar kritik pedas untuk menjatuhkan lawan…aku mencoba untuk tetap menghormati atasanku dengan cara menyingkir, mengalah untuk menang dan mulat…ya lagi pula aku hanya wartawan yang bodoh dan selalu menulis berita sampah, berita pinggiran dan sepele…tapi yang pasti semua ini sudah tidak sejalan dengan hati kecilku...aku tidak boleh menyuruh orang lain melakukan sesuatu jika aku sendiri belum pernah atau tidak melakukannya...”

Mulat artinya teliti dan penuh perhitungan…Setiap kita harus dapat menjadi penggembala bagi diri sendiri dengan menghindarkan segala sikap, perilaku, dan perbuatan yang dapat mengakibatkan kesengsaraan, penderitaan, dan kehancuran diri sendiri maupun orang lain yang kita cintai. Kita harus selalu mulat pada napsu hewaniah kita yang cenderung mau kuasa sendiri, menang sendiri, dan senang sendiri.


DEAR Schizophrenia
Schizophrenia ini hanya bagian hidupku, aku Ngunduh wohing pakarti…
dan meluluh lantakkan kesombonganku
WULANG SUNU
(NASEHAT MULIA UNTUK ANAK)
Karya ISKS Pakubuwana IV 
Wulang sunu kang kinarya gendhing,
kang pinurwa tataning ngawula,
(suwita) ing wong tuwane,
poma padha mituhu,
ing pitutur kang muni tulis,
sapa kang tan nuruta saujareng tutur,
tan urung kasurang-surang,
(donya) ngakir tan urung manggih billahi,
tembe matine nraka.
 Wulang Sunu yang digubah dalam tembang,
Yang berisi tuntunan dalam berbakti,
mengabdi kepada orang tua,
maka perhatikanlah,
nasehat yang tertulis,
siapa yang tidak menuruti kata-kata nasehat,
akhirnya terlunta-lunta,
di zaman akhir akan mendapat celaka,
kelak matinya tersiksa.
 2.
Mapan sira mangke anglampahi,
ing pitutur kang muni ing (layang),
pasti becik setemahe,
bekti mring rama ibu duk purwa sira udani,
karya becik lan ala,
saking rama ibu,
duk siro tasih jajabang,
ibu iro kalangkung lara prihatin,
rumeksa maring siro.
Jikalau kamu sudi menjalani,
Nasehat berarti di atas kertas,
Pasti akan baik dalam urusan apa saja,
Berbakti pada ayah ibu
yang dulu kamu …
berbuat baik dan buruk,
dari ayah ibu,
saat kamu masih dalam kandungan,
ibumu lebih menderita dalam  prihatin,
dalam menjaga & memeliharamu
3.
Nora eco (dahar) lawan ghuling,
ibu niro rumekso ing siro,
dahar sekul uyah bae,
tan ketang wejah luntur,
nyakot bathok dipun lampahi,
saben ri mring bengawan,
pilis singgul kalampahan,
ibu niri rumekso duk siro alit,
mulane den rumongso.
 Tidak enak untuk makan dan tidur,
Ibumu selalu mengidamkanmu,
Makan nasi garam saja,
Walaupun hanya minum jamu menyusui,
Menggigit tempurung pun dijalani,
Setiap hari ke sungai,
Pilis (bubuk jamu ditempel di jidat) singgul (bubuk jamu ditempel di kening) dilakoni,
Ibu selalu merawat sejak kamu kecil,
Maka rasakanlah (berimpati)
4.
Dhaharira mangke pahit getir,
ibu niro rumekso ing sira,
nora ketang turu samben,
tan ketang komah uyuh gupak tinjo dipun lampahi,
lamun sira wawratana,
tinatur pinangku,
cinowekan ibu nira,
dipun dusi esok sore nganti resik,
lamun luwe dinulang
 Makananmu nanti pahit getir,
Ibumu selalu merawat dirimu,
tidurnya sekedar sambilan (tidak nyenyak),
walau harus basah kuyup air kencingmu,
berlepotan tai tetep dijalani,
Bila kamu ingin kencing,
Kencing sambil dipangku (tatur), beralaskan ibumu,
Dimandikan pagi sore sampai bersih,
Bila lapar disuapi
5.
Duk sira ngumur sangang waresi,
pasti siro yen bisa rumangkang,
ibumu momong karsane,
tan ketang gombal tepung,
rumeksane duk sira alit,
yen sira kirang pangan nora ketang nubruk,
mengko sira wus (diwasa),
nora ana pamalesira,
ngabekti tuhu sira niaya.

Waktu kau umur sembilan bulan,
Pasti kau bisa merangkak,
Ibumu tetap mengasuh,
Walaupun apa adanya,
Merawat saat kamu kecil,
Bila kau kurang pangan,
Dipenuhi walau harus ngutang,
Kelak bila kau sudah dewasa  tiada balas-budimu,
Sungguh kamu menganiaya.
 6.

Lamun sira mangke anglampahi,
nganiaya ing wong tuwanira,
ingukum dening Hyang Manon,
tembe yen lamun lampus,
datan wurung pulang lan geni,
yen wong durakeng rena,
sanget siksanipun,
mulane wewekas ingwang,
aja wani dhateng ibu rama kaki,
prentahe lakonano.
 Bila kelak kamu tetap lakukan,
menganiaya orang tuamu,
bakal dihukum Tuhan,
kelak bila ajal tiba,
akhirnya juga mendapat siksa,
bila orang durhaka kepada ibu,
siksaannya berat sekali,
maka wasiat ku,
jangan berani kepada ibu, dan ayah..anak ku,
perintahnya laksanakan.
7.
Parandene mangke sira iki,
yen den wulang dhateng ibu rama,
sok balawanan ucape,
sumahir bali mungkur,
iya iku cegahen kaki,
tan becik temahira,
donya keratipun,
tan wurung kasurang-kasurang,
tembe mati sinatru dening Hyang widhi,
siniksa ing “Malekat”.

Kenapa kamu ini,
Bila diajari ibu bapa,
Ucapanmu sering membantah,
Berlagak sudah mahir sambil membelakangi,
Hindarilah sikap itu anakku,
Tidak baik yang akan kau dapatkan,
Dunia akhiratnya,
Toh akhirnya terlunta-lunta,
Kelak akan mati sebagai seteru Tuhan,
Disiksa “malaikat”.

 8.
Yen wong anom ingkang anastiti,
tan mangkana ing pamang gihira,
den wulang ibu ramane,
asilo anem ayun,
wong tuwane kinaryo Gusti,
lungo teko anembah iku budi luhung,
serta bekti ing sukma,
hiyo iku kang karyo pati lan urip,
miwah sandhang lan pangan.
 Bagi anak muda yang patuh,
Bukan begitu sikapmu,
Dibimbing ibu bapanya,
Sikapnya sopan menghargai,
Datang-pergi selalu menghormat,
Seperti itu budi-pekerti yang luhur, Orang tuanya sebagai “wakil” Tuhan,

Serta berbakti pada Hyang Suksma, yakni Yang Kuasa mematikan dan menghidupkan,
Termasuk sandang dan pangan.
9.
Kang wus kaprah nonoman samangke,
anggulang polah,
malang sumirang,
ngisisaken ing wisese,
andadar polah dlurung,
mutingkrang polah mutingkring,
matengkus polah tingkrak,
kantara raganipun,
lampahe same lelewa,
yen gununggung sarirane anjenthit,
ngorekken wong kathah.
 Kelak, bagi pemuda yang sudah salah kaprah,
Banyak bertingkah,
malang melintang tidak karuan,
membiarkan diri dalam kenistaan,
wataknya sombong tinggi hati,
suka memamerkan keelokan tubuhnya,
lagaknya acuh tak acuh,
mudah tersinggung,
meresahkan banyak orang
 10.
Poma aja na nglakoni,
ing sabarang polah ingkang salah tan wurung weleh polahe,
kasuluh solahipun,
tan kuwama solah kang silip,
semune ingeseman ing sasaminipun,
mulane ta awakingwang,
poma aja na polah kang silip,
samya brongta ing lampah.
Maka jangan ada yang mengalami, tingkah laku nista,
Yang salah pasti bakal menanggung malu, ketahuan boroknya, tak ada yang bisa luput,
setiap sikap lacur,
berlagak ramah pada sesama,
ingatlah..anakku,
jangan sampai mempunyai perilaku lacur,
prihatinlah dalam setiap langkah.
11.

 Lawan malih wekas ingsun kaki,
kalamun sira andarbe karsa,
aja sira tinggal bote,
murwaten lan ragamu,
lamun derajatiro alit,
aja ambek kuwawa,
lamun siro luhur,
den prawira anggepiro,
dipun sabar jatmiko alus ing budi,
iku lampah utama.
 Dan sekali lagi wasiat ingsun..anakku,
Bilamana kalian mempunyai keinginan,
Pertimbangkan dengan cermat,
Jagalah dirimu,
Bila pangkatmu kecil,
Jangan bertingkah (sok) kuasa,
Bila kalian terhormat,
Besikap sabar, bagus dan halus budi pekertinya,
Itulah perilaku utama.
12.
Pramilane nonoman puniki,
den taberi jagong lan wong tuwa,
ingkang becik pituture,
tan sira temahipun,
apan bathin kalawan lahir,
lahire tatakromo,
bathine bekti mring tuhu,
mula eta wekasing wong,
sakathahe anak putu buyut mami,
den samya brongta lampah.
 Mangkanya jadi anak muda itu
jangan sungkan bergaul dengan orang tua (matang ilmunya),
yang bagus nasehatnya,
bukan kalian bandingannya,
sekalipun batin maupun  lahir,
lahirnya menjaga tata krama,
batinnya mengabdi pada kesetiaan,
itulah wasiatku,
semua anak cucu buyut ku,
kalian terapkan perilaku mulia.
Ending Story
“kalau bukan karena petunjukMu, pernikahan ini tak kan ada…dan ketika rasaku adalah rasaMu maka sebuah keharusan tuk menjalani apa yang jadi kehendakMu dan abaikan inginku… 
Ku ingin bersamaMu”

Gerimis di luar mengiringi rasa perihku dan tangis bathin ini. Bau tanah mengaduk-aduk rasa sepiku…
”Apa yang ada di pikiranmu hingga hatimu tega memerintahkan anggota tubuhmu tuk melakukan ini semua, sakiti aku?”
“Apa kau tak mengerti bagaimana kedudukan wanita di bumi ini?
“Seharusnya kau melindungiku, menyayangiku dan menjunjung tinggi kehormatanku bukan malah merendahkan aku, khianati aku…Toh selama ini aku tak pernah menyuruhmu mendurhakai Gusti Pangeran...atau memang dirimu tak mengerti kewajibanmu sebagai seorang laki-laki?” jeritku dalam hati yang mulai tergoncang karena terpaan angin kencang dan pedas level 10..
Aku mencoba menenangkan diriku, ingin berhenti dari perdebatan panjang dengan suamiku, lelaki hebat yang aku sayangi dan kasihi setelah Papiku, Ayahku dan Abangku…
Diam…!
Diam…!
Diam…!
“Mari kita dugem(duduk gemulai) saja”, ajak hatiku..
“Diam saja, tak usah melakukan apa pun!”, bisik nurani dengan kasihnya
“Ya…aku diam…”
“Aku mencoba berdiri, berjalan, menuju tempat yang paling nyaman untukku diam”
“tempat tidur ini cocok untuk bertempur melawan semua ego dan amarahku”,gumamku
aku tarik nafas, ku hempaskan…”huuuuuuuuuuuh”
Sekali lagi aku lakukan, ku tarik nafas panjangku, sebentar aku tahan, ku biarkan memenuhi rongga diafragmaku, perlahan namun pasti aku hembuskan nafasku..
“sssssssssssssss…”
Aku ulangi lagi hingga 10 kali hingga merasakan ketenangan…
Dan aku mulai berbaring di ranjangku tempat di mana aku dan suamiku beristirahat…
Ternyata diam saja sangat sulit, pikiran tak berhenti bekerja, mata tak berhenti bergerak menatap tiap sudut yang ada di ruang 3m x 4m ini…
Airmata mulai mengalir,setetes demi setetes. Memori mulai mengajakku mengingat aktivitas yang sering aku lakukan bersama suamiku di ruang ini sejak aku terbangun dari tidurku hingga menjelang tidurku…
“Aku tak tahannnnnnnnnnnnnnnnnnnn…”
“Diam…! Sejak tadi aku menyuruhmu diam,bukan”,terdengar teriakan peringatan dari dasar hatiku.
Mengatur ulang nafasku yang mulai tersengal-sengal karena sesak di dada teringat kenangan bersama suamiku…
Tak lama hening mulai menyapaku…
Aku pakai kacamata kuda. Aku mencoba cuek dengan pikiran yang mbuh melayang-layang..
“sak karepmen kono arep ngopo, sing penting saiki aku arep meneng!”,aku mengingatkan pikiranku…
Wening…
Wening…
Akhirnya tubuhku mulai melemas dan aku mulai mengantuk…
Ya aku berhasil mengalahkan dan melemaskan musuh-musuh terberatku hanya dengan DIAM.
Jarum jam berada tepat di angka 8…terlalu sore untuk memejamkan mata, tapi ragaku benar-benar lemas…tak ingin aku beranjak dari posisi ini…
Dan… aku mulai memejamkan mataku dan membuka kembali…dan aku berjalan mendekati laptopku yang masih menyala sejak sore…
Seperti biasa, alunan musik melalui headset menemani sendiriku…Aku terbiasa menenangkan diri dengan musik, salah satu terapi yang aku terapkan untuk menenangkan diri.
“Tuhannnnnnnnnnnnn, aku benar-benar buntu…andai saja aku tak menemuimu malam itu…andai saja kau mengerti maksudku bercerita tentang diriku…andai kau bisa memahami bulir-bulir airmataku malam itu…ahhhhhhhh waktu tidak berjalan mundur…waktu tidak bisa diputar lagi seperti kaset…waktu juga tidak bisa diisi ulang…Papi, Mamiiii…maafkan aku…maaf…maaf…ya,yang ada saat ini hanya buah dari langkahku.Aku kurang berhati-hati, aku tak mendengarkan nasihat Papi dan Mami…dan Bunda Maria yang dulu mendekap erat tubuhku…kini aku mengerti mengapa kau hadir menyapaku penuh kasih…bukan karena engkau wanita kesedihan yang hadir saat kaummu bersedih…tapi engkau wanita yang selalu berusaha menjaga kehormatanmu di jamanmu dan…Tuhan, aku malu pada diriku…inikah aku, wanita yang tak tahu malu?”
Wong wadon nganggo pakeyan lanang
Wong wadon ilang kawirangane
Akeh wong wadon ora setya marang bojone
Akeh ibu padha ngedol anake
Akeh wong wadon ngedol awake
Wong wadon nunggang jaran
oleh Sri Aji Joyoboyo, abad xii M. (1100-an)

Syair Joyoboyo tersebut memang kenyataannya hari ini adalah terbukti benar-benar sedang terjadi di Nusantara. "Kelak di masa depan kaum perempuan memakai busana kaum pria, pada saat itulah kaum hawa mulai kehilangan rasa takut dan juga rasa malu sebagai perempuan yang dimuliakan dan dihormati keluarganya. Dan juga di masa depan itu kaum perempuan tidak lagi setia sehidup semati dalam melayari bahtera rumah tangga laksana Dewi Shinta terhadap Rama. Pada kondisi demikian itu kelak juga akan terjadi para ibu ada yang tega menjual darah dagingnya sendiri dengan alasan kemiskinan atau demi mendapatkan uang. Dan demi uang yang itu juga banyak kaum wanita yang cantik-jelita mau menjual tubuhnya demi mendapatkan kemewahan hidup tanpa mau bersusah payah bekerja. Dan di jaman yang demikian itu sudah bukan hal aneh kaum wanita menyetir kendaraan bermotor di jalan raya."


Aku ini WANITA LAJANG

             L
             A
             J A L A N G
             A
             N
             G N A L A J
                                A
                                L
                                A
                                N
                                G

adakah pengakuan lebih buruk tuk seorang wanita yang hanya mengedepankan hasratnya?
masuk jurang
ikut mengendap bersama lumpur
tak peduli mana langit dan mana bumi
tak mengenal aturan kehidupan
WANITA JALANG, menikmati pergumulan tubuh dengan peluh dan denguh
WANITA JALANG, tertawa di atas titik air mata nurani
nafikan saja TUHAN
kesampingkan terus aturan kehidupan
dan pastikan hidupmu BAHAGIA berjubah KEGALAUAN



Langit tampak hitam
Belum juga terang
Aku sangat takut
Ku sangat pengecut

Mataku terpejam
Dan sangat berharap
Bukan aku yang terbuang

Lampuku temaram
Tak tampak terang
Hatiku terdiam laksana karang
Ketika kucoba mencari-cari
Jalan yang hilang

Aku tak peduli
Apa kata orang
Hanyalah untukMu
Seluruh rinduku
Harus kutemukan sekali lagi
Jalan yang hilang

Kan kutempuh
Dikegelapan

Hidupku terasa pekat
Nafasku tersendat-sendat
Kulakukan semua itu
Hanyalah untukMu
Ambil semua yang Kau mau
Hidupku pun bila perlu
Bolehkah ku menujuMu
Dijalan yang hilang

(Jalan yang Hilang-Letto)
“ya terkadang wanita hanya butuh bahu saat ia menangis…butuh pelukan dan sedikit kecupan di kening saja…no more!!!”
Tuhan…
Mungkin akulah sampah yang tak tahu malu
Merusak dunia
Tuhan…
Berlumur karat aku berjalan
Aku hanya ingin kembali
menujuMU
kerinduan ini tak mungkin aku tahan
Tuhan…
Ku ketuk pintuMU
Dan ku ketuk lagi
Tuk kesekian kalinya
Ijinkan aku merebahkan diriku
Sejajar dengan tanah dihadapMU
Hanya untuk penuhi panggilanMU
Tuhan…

mungkin banyak yang tahu manusia itu tempat salah dan dosa tapi jarang yang mengerti dan memahami bahwa manusia harus mengakui kesalahan dan dosa-dosa mereka secara intim kepada Tuhan...

On my diary,
Suamiku, Mas Rengga..
Aku jenuh dengan perdebatan panjang ini, sayang…
aku tahu kita memang sering berbeda pemikiran, sudut pandang tapi sebenarnya kita satu dan sama..aku yakin kita memiliki harapan yang sama dalam hidup ini,adalah tentang bahagia bukan saling menyakiti, bukan sakit dan penderitaan..
Mas Rengga,
Aku menyayangimu,
Ya aku benar menyayangimu…
Tapi aku pun bisa merasakan apa yang kau rasakan meski kau tak berkata sepatah kata padaku…
Aku mengerti kau masih mengingat kembang desa 20 tahun itu…aku membaca setiap sikapmu…itu sudah menjadi petunjuk bagiku…lagu-lagu yang kau dengarkan, seolah mewakili setiap untaian rasamu padanya…
Haruskah aku bunuh diri untuk kemenangan sebuah kisah?
Ahhhhhhh…
Suamiku…
Seandainya kau mengerti...
Tak perlu merusak bunga jika kau ingin menghisap sarinya…
Atau…
Memang begitukah hakikat cinta?
Mencintai dan harus memberikan semua tanpa sebuah ikatan resmi?
Mencintai dan menutup mata rapat-rapat, tak perlu melihat ada aku?
Bagaimana mungkin bunga merusak pagar yang tertata indah?
Ya Tuhan…
Berharap kasihMU kan kuatkan aku membangun kembali kepercayaan yang tlah hancur berkeping-keping…
Adakah indah seperti dulu?
Jiaaaaaaaaaaan… memang iki jamane Well well west.
Ya Tuhan, kepalaku mulai sakit lagi. Sampai kapan aku harus menahan untuk bertahan?
Berusaha untuk tetap sadar ketika ketidaksadaran menyerangku.
Tuhan, aku juga ingin hidup seperti wanita pada umumnya.
Tidak seperti aku yang hanya bisa memperhatikan dari balik penjaraku dan berusaha memahami bahwa setiap manusia sedang berusaha, berjuang menuju tujuannya masing-masing.
Dan aku hanya berjuang dengan tidur  tuk menenangkan diriku.
Padahal teman-temanku di luar meneriaki aku, “hey bangun, bangun! Berjuang!” tanpa mereka mengerti apa yang sedang aku perjuangkan di sini. Aku juga sedang berjuang untuk diriku agar aku bisa seperti kalian. Aku juga ingin berbuat untuk keluargaku, untuk suamiku, tapi Tuhan ingin aku istirahat. Tuhan ingin aku tidur.


RINDU KEKASIH
Sudah lama aku tidak menitikkan air mata kerinduan…
tapi pagi ini air mata mengalir dalam kedalaman jiwa…
di sisi ruang kosong nan hampa…
aku merindukan kebersamaan dengan kekasih…menyatu seperti dulu…
kekasih, aku mengerti, Kau tak pernah meninggalkanku…
hanya aku saja yang selalu datang dan pergi sesuka hati…
Maafkan aku kekasih
Kekasih, pagi ini aku mengingatMU karena aku menyadari, cinta tak pernah lupa…
Kekasih, ijinkan aku menyandarkan raga dan jiwaku padaMU…
aku telah lelah…
saatnya aku menyerah pada sabdaMU…

Hangat mentari dengan sinarnya menembus kulitku dan memaksaku tuk bangun…
Waktu menunjukkan 07.00…
Mataku masih sepet…badanku masih lemas…
Aku buka jendela kamar yang berada dekat dengan pembaringanku…segar udara pagi…cerahnya langit membuatku tersenyum…
KAU begitu indah…lepas tangisku tadi malam, tersisa senyum tuk pagi ini…meski masih terasa  sakit di kepalaku.
“wake up and get up,ladies…don’t be lazzy!”,seruku dalam hati sebagai penyemangat jiwa.
Melirik ponselku yang masih padam…aku menekan tombol on/off tuk menyalakannya…
“tiit…tiit…tiit”, terdengar suara sms berkali-kali…
Sesuai dugaanku, sms itu dari suamiku…
1 : “sayang, masih marah?”
2 : “kapan kamu bisa bicara baik-baik tanpa harus marah?”
3 : “malah hpnya dimatiin”
4 : “aku bilang cerai untuk mencegahmu pergi dari tempat kerjaku dan berhenti berdebat denganku…aku juga ingin kamu menghargaiku sebagai laki-laki…memang aku pernah bersalah tapi aku tidak selamanya akan melakukan kesalahan…kapan kamu bisa percaya sama aku?”
Rupanya dia membalas sms-smsku kemarin…
1 : “mas Rengga, di mana?”
2 : “berapa kali sudah mas ngucap cerai, ingin pisah, dan tak ingin kembali lagi ke rumah? Menurut agama itu jatuh talak”



Senja mulai menyapa, langit mulai gelap…
Aku guncang dengan pertikaian ini… Aku hanya di rumah saja… Tak berani keluar rumah… mengingat sebuah nasihat “ Keluar rumah lah dengan keyakinan, bukan kekecewaan”…aku hanya bisa mondar-mandir di dalam rumahku…
“Kowe ki keno opo,nduk, ket mau esuk kok koyo wong bingung?”, sapa Mamiku yang sore itu sedang membaca koran di ruang tamu.
“Opo ribut meneh karo Kang Masmu? Wes, menengo wae, ngalah kuwi luwih becik”, tambahnya .
“iya,Mi”, kataku.,
“Mi, adik ke kamar dulu”, pamitku sambil cepat-cepat melangkah ke kamar.
Mencoba menenangkan diri, membuka perpustakaan pribadiku dan mencari buku wejangan dari Ayahku. Selama ini beliaulah orang yang bisa mengerti aku. Entahlah, aku sendiri tak mengerti, sepertinya Ayah telah mengenaliku bertahun-tahun. Bahkan Ayah mengenaliku lebih dari aku kenali diriku. Setiap kata yang diucapkannya seperti air yang mematikan api dan menyalakan api biru yang baru. Aku mengagumimu. Kau lebih dari sekedar orang tua, kau juga teman, sahabat, guru yang tidak menggurui. Mengajariku mencintai sesuatu yang dibenci manusia dan membenci sesuatu yang tidak dibenci manusia.
Disana aku melihatmu,malam,dan engkau melihatku.Engkau adalah ayah buatku.Meskipun aku takut padamu,dalam mimpiku aku adalah anakmu.Kerudung kegelapan dipindahkan di antara kita dan kerudung keraguan serta dugaan disobek dari muka kita.Engkau memberitahuku rahasia keinginanmu,dan aku memberitahumu dengan terus terang harapan dan keinginan.Akhirnya gangguanmu diubah menjadi sebuah lagu yang lebih manis dari pada bisikan bunga-bunga.KETAKUTANKU menjadi PERSAHABATAN yang lebih indah dari bahaya yang lebih menikam.Engkau membawaku kepadamu dan mendudukanku di atas pundakmu.Engkau mengajari mataku untuk melihat dan telingaku untuk mendengar serta bibirku untuk bicara.Engkau mengajari HATIKU UNTUK MENCINTAI SESUATU YANG DIBENCI MANUSIA dan MEMBENCI SESUATU YANG TIDAK DIBENCI MANUSIA..

“Bercerai itu boleh, toh dulu dia bukan apa-apamu tapi bercerai itu dibenci Tuhan…Do’akan saja Rengga agar dia segera masuk ke Surya Katon ing Gapuro Projo”, itulah wejangan terakhir yang Ayah berikan saat aku menemuinya di Kota Tunggal.
TUHAN
Kata yang sederhana tapi cukup untuk menghabisi semua.

Aku memutuskan tuk mengalah dan kembali bersama suamiku, melanjutkan kehidupan di rumah orang tuaku dan mewujudkan impian kami yang tertunda karena pertikaian panjang. Dan setelah keadaan tenang, aku mengandung. Kami tak lagi disibukkan dengan apa-apa yang telah terjadi kemarin. Suamiku bekerja sementara aku menyiapkan diri untuk menjadi ibu dan mencoba menulis novel TRUE STORY bersama sahabat penaku...

KIDUNG KEMENANGAN
Untukmu Anakku,
Jika kau lahir maka itu adalah kemenanganmu
Bidadari  menyambutmu, malaikat menjagamu
Ketika kau telah menang, tetaplah ingat bahwa dirimu hanya buah dari pertemuan sel sperma dan sel telur
Hatimu Adam,
Otakmu Nabi Sis,
Ucapanmu Nabi Musa,
Nafasmu Nabi Isa yang penuh kemuliaan,
Yakub  telingamu,
Daud  suaramu,
Ibrahim jadi nyawamu,
Sulaiman kesaktianmu,
Yusuf adalah wajahmu,
Nabi Idris pada rambutmu,
Ali sebagai kulitmu,
Abu Bakar darahmu,
Umar dagingmu dan Usman tulangmu,
Sumsummu Fatimah,
Siti Aminah kekuatan badanmu,
Ususmu Nabi Ayub,
Nuh dalam jantungmu,
Yunus bersama ototmu,
Dan Pengelihatanmu adalah Muhammad,
Air mukamu rasul dalam lindungan Adam dan Hawa
Anakku,
Kelak  jadilah manusia yang berbudi luhur , berjiwa Ksatria
Perkayalah dirimu dengan ilmu dan tata krama
Senantiasalah membuka matamu, telingamu dan hatimu untuk nasihat yang menghantarkanmu dekat pada Tuhan
Hiduplah dan ciptakan kedamaian di mana pun kau memijakkan kakimu
Melangkahlah dengan Keyakinan dan tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat
Anakku,
Jika engkau Lelaki, hormatilah wanita, bantulah mereka menjaga kehormatannya
Jadilah engkau teladan yang baik bagi kaummu dan kaum Hawa
Anakku,
Jika engkau adalah wanita, jagalah dirimu, jagalah rumahmu
Hiasilah dirimu dengan kelembutan dan kasih sayang
Hormatilah suamimu kelak
Anakku,
kelak janganlah engkau menyalahkan keadaan
jangan menyalahkan orang lain atas kenistaan yang menimpamu
karena dirimu sendiri bersaksi atas apa yang pernah kau lakukan
jangan pula mengatakan musibah yang hadir adalah cobaan dan ujian dari Tuhan
karena Tuhan tak pernah memberi cobaan dan ujian
yang Tuhan berikan adalah kebaikkan yang penuh kasih sayang
sementara musibah, kenistaan atau kesialan itu lahir dari tangan-tanganmu yang lalai berfikir
dan
Hiduplah kalian dalam keindahan perbedaan
Rahayu anakku, rahayu…

Sayang,
Di hari yang telah berlalu
Ikatan indah telah menyatu
Telah kita tanam sebuah asa dan rasa
Meski kau tak menyadarinya
Semesta menerimanya, saksikannya
Meski kau sempat khianatinya
Kita tetap satu
Dan kematian bagi kita tak akan ada
Kisah kita  abadi
Indah, dan akan selalu indah
Dalam tawa dan air mata
Tumbuh, bersemi…
Dan ku biarkan Sang Waktu  mengukirnya di langit jiwa
Kau , aku, dia, mereka, kita, masa lalu, masa kini dan esok adalah satu
Selamanya satu…



CINTA
hanya ingin mencintaimu dengan segenap jiwa dan ragaku...
melepas semua yang telah berlalu...
dan memandang ke depan, berusaha tuk selalu ada di dekatmu...
di suka citamu...
karena bagiku cinta bukan teori disertai alasan-alasan dan analisa...
duka, bahagia semua bagian dari cinta...
cinta adalah rasa...
ia tak berwarna, tak berwujud, namun bisa dirasakan