Kini terlalu banyak cermin untuk kita berkaca demi menemukan citra diri
Namun apa?
Hanya ada refleksi diri, pergantian topeng tanpa akhir!
Mana cermin sejati yang dulu setia memantulkan rangkaian makna-makna hidup?
Perlukah memecahkan cermin buram ini?
Sanggupkah diri membersihkannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar